- Selasa, 30 Juli 2013

RIA AIR dalam Kenangan

#RIAAIR_tampak belakang
JAS MERAH, JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH! Itulah pesan bung Karno untuk semua generasi muda. Kenapa ya kita harus selau mengingat sejarah? Karena sejarah berperan sangat penting bagi kemajuan bangsa ini. Dengan belajar sejarah kita tahu kesalahan-kesalahan di masa lampau, sehingga kita mampu mengantisipasi segala kemungkinan kesalahan di masa mendatang.  

Bicara tentang Sejarah, ingin rasanya menuliskan kembali sejarah RIA AIR SMANTI,  ekskul yang selama 3 tahun di SMANTI aku membersamainya. Pemikir awal berdirinya ekskul majalah dan KOPRASI adalah bapak Sunardi Prapto Kusumo BA selaku kepala sekolah, didukung oleh Drs.Ayik Samiaji selaku wakasek, ibu Kun Maripatin selaku guru kesenian dan bapak Musriyono selaku guru Bahasa Indonesia. Ide tersebut akhirnya dapat terealisasi dan disahkan 1 April 1978 dengan nama “RIA AIR”. 

Apa sih sebenarnya makna dari nama “RIA AIR"? " RIA AIR itu melambangkan kalau dibolak balik sama. Secara simbolis majalah itu dari siswa oleh siswa untuk siswa. Ria artinya alur gerak air yang makin lama makin mengembang. Diharapkan dari nama tersebut, majalah RIA AIR makin lama  makin berkembang seperti ombak yang makin lama makin melebar.", tutur bapak Musriyono silam.

Tujuan berdirinya majalah RIA AIR adalah untuk menampung karya dan aspirasi siswa-siswi SMANTI,, bahkan tak jarang bapak dan ibu guru juga menyumbangkan tulisan, seperti Pak Sarno, Bu Nunung, Pak Ali, Pak Windy, Mas Hary, Pak Agung, Pak Windu Adi dkk. Motto RIA AIR adalah Dari siswa Oleh siswa Untuk siswa seperti penuturan pak Musriyono di atas.

Pembina RIA AIR yang pertama adalah bapak Musriyono, S.pd. Sedangkan untuk the first PIMRED (Pimpinan Redaksi) RIA AIR adalah Loso Yudanto. Ia terpilih menjadi PIMRED berdasarkan kemampuannya memimpin redaksi RIA AIR. Ia juga merangkap sebagai ketua OSIS SMANTI kala itu. Hebat kan? Karya kak Loso yang sangat berkesan ialah, dia mampu mengupas cinta menurut bahasa Indonesia, cinta dipandang dari olahraga, cinta menurut kimia, cinta menurut fisika, cinta menurut sejarah, cinta menurut seniSetelah lulus dari SMANTI Kak Loso masuk IPB dengan jalur PMDK. Gelar Sarjananya diperoleh dengan predikat terbaik di IPB. Kemudian melanjutkan S-2 di UI dengan beasiswa Negara. Sementara gelar Doktor, ia peroleh di Australia. Subhanallah, semoga menular ke adik-adiknya, terutama aku. :)
          
         Dulu, RIA AIR memiliki rubrik-rubrik yang disusun oleh redaksi. Seperti rubrik tokoh, rubrik agama, rubrik kesiswaan, rubrik kesenian, rubrik budaya, rubrik ilmiah, rubrik pengetahuan populer, salam, lagu, opini, humor, puisi, cerpen, lagu dan TTS yang berhadiah. Semua hasil karya tersebut diperoleh dari siswa siswi SMANTI yang nantinya akan diserahkan kepada Kak Loso. Selain itu majalah RIA AIR juga memfasilitasi kotak karya dengan batas waktu pengumpulan karya. Setelah itu karya-karya tersebut harus melewati masa filtrasi dan editing ditangan pak Musriyono, selaku Pembina majalah RIA AIR. Untuk penerbitannya dua kali dalam setahun.
        
         Pada edisi perdana, RIA AIR memang belum mengenal percetakan, sehingga tulisan dan gambar harus diketik di  kertas sheet kemudian dimasukkan ke mesin sheet untuk diperbanyak. “Jadi ya seperti foto copyan,” kata pak Musriyono. Untuk layout, kita juga mendesign sendiri lho. Pertama kali mengenal percetakan pada edisi ke-4. Percetakannya bernama Pereet Rapi yang terletak di Jl.Indra Giri Madiun.
          
      Di awal penerbitan majalah RIA AIR bukan berarti tanpa kendala. Banyak sekali kendala yang harus dihadapi RIA AIR kecil, seperti tidak tersedianya biaya sama sekali untuk penerbitan majalah sehingga menggunakan biaya mandiri, penggandaan majalah pun masih secara manual sehingga hasilnya kurang maksimal.

     Di awal kemunculannya, RIA AIR sudah disambut hangat dan baik oleh seluruh warga SMANTI. Namun, setiap kali kemunculannya pula banyak kritik dan saran yang membangun RIA AIR untuk menjadi yang lebih baik lagi. Dulu ketika RIA AIR masih kecil, kritik dan saran tersebut selalu dimuat di setiap edisi Majalah. Kritik-kritik tersebut diantaranya adalah ada salah satu tulisan di majalah yang jiplakan, tulisan kurang berbobot, dll.
      
       RIA AIR di masa lampau juga pernah lho memborong juara ketika ada penilaian majalah se-ekskarisidenan Madiun. RIA berhasil mendapat juara II dan V. pada masa kepengurusan kami, kami mampu menorehkan prestasi dengan menyabet juara 1 EOW Contest feat English Club SMANTI, yang diwakili oleh Mba Sari, aku, Elsya, Ervan, Ridho, dan Mba Meutia. selain itu kami juga berhasil mengadakan diklat jurnalistik yang dihadiri delegasi seluruh SMA di Kabupaten Magetan dua kali. yang terakhir, adalah tepat saat miladku. hampir aja dikerjain di forum dimana tidak hanya dihadiri siswa/i SMANTI itu. tapi Alhamdulillah, ketika mau dikerjain Pak Sarno dkk, aku ijin keluar forum. (hehe, untung feelingku kuat. )
      
     Tidak jadi dikerjain di forum, di luar pun jadi. Pasca Diklat Jurnalistik itu, aku mendapat surprise dari crew RIA AIR. jengkel campur haru. hingga tak sadar butir-butir air mata jatuh di hadapan mereka. #dasar! awas ya kalian!
      
        Ibaratnya, dari kecil di SMANTI aku disekolahkan di dunia jurnalistik. aku mengawali karier di RIA AIR sebagai ilustrator dan reporter "panggilan". kenapa kok panggilan? karena sebenarnya ada tim tersendiri untuk bagian reposter. namun aku sering diajak terjun sebagai reporter oleh tim reporter. tahun kedua di SMANTI, masih di RIA AIR. namun dengan amanah yang berbeda. aku terancam menjadi PIMRED. namun karena satu alasan tertentu aku tidak bersedia menjadi PIMRED. alhasil aku diamanahi sebagai SEKRED (Sekretaris Redaksi). kemudian di tahun terakhir, aku masih bantu-bantu di RIA AIR sebagai editor bersama eks PIMRED (Elsya) dan eks WAPIMRED (Desra), juga beberapa dewan redaksi yang masih bersedia membantu (Nining dan Nurul).
#RIAAIR_tampak depan
             
 Selama 3 tahun di RIA AIR, setidaknya ada 6 Majalah yang berhasil kami terbitkan. tentunya dengan berbagai tema dan style yang booming kala itu. Di detik-detik terakhir SMA, aku direkomendasikan untuk ikut lomba karya jurnalistik yang diadakan MagetanKita.com oleh pembinaku. awalnya aku ragu antara ikut apa tidak, karena kesibukan siswa akhir dan ketika itu ada lomba debat bahasa inggris antar kelas juga. setelah berpikir agak lama, akhirnya aku bersedia. dengan berbekal nekat dan tekad yang kuat, serta dukungan orang-orang terdekatku. akhirnya naskah selesai juga. dengan perjuangan revisi berkali-kali, ngliput malam-malam, rela tersesat dan nyasar berkali-kali demi menemui narasumber yang ternyata masih saudara sendiri. #hrrrrr -_-, hampir ketilang polisi pas ngambil foto lokasi (maklum, belum punya SIM. kan belum cukup umur. hehe), dan masih banyak tragedi-tragedi lain yang mebersamai selesainya naskah itu.

    Perjuangan itu akhirnya terbayar jua. meskipun hanya mendapat juara 2. namun setidaknya bisa memberikan kado terindah di masa terakhirku di sini (SMANTI dan RIA AIR).
       
       Meja Redaksi itu, keceriaan itu, tawa dan canda itu, keseruan ngliput, motret, nulis, dan editing, dimarahin, revisi berkali-kali, dikritik ini itu, di lab TI dari pagi hingga maghrib, dan semua kenangan tak terlupakan itu kini telah menjadi bagian dari sejarah hidupku. ~Aku, SMANTI, dan RIA AIR~

*Pak Sarno, Pak Whassi, Pak Windy, Pak Windu, Mas Hary, Elsya, Desra, Mba Meutia, Mba Selvy, Mba Ratih, Fatchu, Nining, Nurul, Dek Dhea, Dek Chandra, Dek Firdha, Dek Aqvin, Dek Shara, dan seluruh Crew RIA AIR 2008-2011, terimakasih telah membersamaiku dalam belajar di sini, terimakasih telah menemaniku melukis pelangi di sini, terimakasih telah membuatku semakin mencintai dunia tulis-menulis, terutama Pak Sarno dan Pak Whassi yang setia memberikan kritik dan saran buat tulisan-tulisanku.

*Pak Sarmo, terimakasih, saya adalah satu-satunya anak bapak yang jarang 'pake banget' bapak marahin. mohon maaf kalau saya ngeyelan. termakasih atas motivasi menulisnya, dan terimakasih buat kado bukunya "menjadi manusia ma'rifat, arif, dan bijaksana", juga puisi di sampul dalamnya. :)

*Pak Whassi, bapak adalah orang pertama yang mengapresiasi tulisan saya di kolom "selayang pandang" dengan judul "Disaat Tinta Emas Harus Digoreskan". terimaksih atas kritik dan sarannya selama ini. mohon maaf ketika saya belum bisa menjadi anak yang baik :)

*Pak Windy, terimakasih sudah setia membantu kami dalam mendesain majalah RIA AIR. mohon maaf merepotkan bapak dan membuat bapak lembur ketika detik-detik penerbitan :)

*Mas Hary, Terimakasih telah mau dan setia kami recokin setiap harinya. jadi kangen warnet SMANTI :) mohon maaf ya mas jika sering ngrepotin sampean dulu. hehe

*Elsya, the best one who ever i have, terimakasih, aku telah banyak belajar darimu :)

*Desra, teman curhat yang asyik. masih ingatkah dulu itu? terimaksih ya, berkat dirimu semua jadi lebih baik. ayo nyorah!!! :p

*dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih :)


ditulis kembali dengan perubahan dan penambahan

dalam ingatan tentang RIA AIR
21.17 l 21 Ramadhan 1434 H l di Ruang Keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar