- Selasa, 16 Juli 2013

Menggembala Kambing

sepertinya sudah lama sekali ya, tidak menggembala^^
Entah, pengen nulis aja tentang "menggembala kambing". padahal sih sekarang udah ngga pernah melakukannya. sebenarnya masih punya 1 kambing di kandang. setelah yang lain laku terjual beberapa bulan yang lalu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari emak dan bapak. hehe, biasalah orang desa, punya hasil juga tak seberapa. yang penting ikhlas lillahi ta'ala. halalan toyyiban. ya walaupun ikhlas itu masalah hati, dan masalah hati itu hanya Allah yang tahu.

Senin, 15/07/2013, siang hari, sebelum dzuhur, emak memintaku untuk nyombor wedus (read: memberi minum kambing dengan racikan seperti kolak). aku bersegera menuju dapur kemudian ke kandang untuk nyombor menyadari emak telah tidur pulas di kamar adek.


"mak, tempatnya dimana?", teriakku dari kandang

"itu di atasnya, di dalam angkringan deketnya kambing.", jawab emak.

"oh, nggeh, udah ketemu."

Aku mengangkat comboran beserta panci-pancinya dari atas pawon (read: kompor dari tanah yang dibuat permanen ga bisa dipindah-pindah, biasanya buat masak skala besar dengan bahan bakar kayu). kemudian aku tumpahkan ke tempat comboran dan memberikannya ke kambing.

Aku tunggui beberapa menit, kemudian aku tinggal.

"mak, wedusnya ngga nakal kan? mboten kula tunggu nggeh?"

"iya, wedus'e manut kok."

Hmmm, berbicara kambing, jadi teringat masa lalu, kira-kira 5-7 tahun yang lalu dan tahun-tahun sebelumnya, ketika masih sering-seringnya menggembala kambing bersama teman-teman sepermainan. 

Ya ketika itu, kulihat damainya sebuah ikatan persahabatan. bersama-sama memegang tali kambing dan melepasnya bersama pula di rerumputan hijau. hijaunya rerumputan yang meliuk gemulai menggelitik pandangan. membuat mata-mata indah ini tak henti-hentinya merekam kedamaian itu. ketikapun kami tak pergi menggembala, kami cukup membawa karung dan sabit. dengan semangat yang tak pantang menyerah. dengan wajah polos dan selalu ceria. dengan tanggung jawab atas keberlangsungan hidup kambing ataupun ternak lainnya yang kami punya.

Setiap sore hari. kami selalu mengayuh sepeda kami dan membawa segala peralatan untuk mencari rumput ataupun pakan ternak lainnya yang bisa kami cari. terkadang di kebun yang dekat. terkadang jua harus menuju sawah yang jauh. tapi semangat kami tak pernah luntur. tak pernah jua kami mengeja lelah. hanya optimis kami pasti bisa memenuhi karung-karung kami dengan makanan ternak. meski terik menghadang. kadangkala juga hujan. namun justru terik dan hujan itu kami jadikan teman dalam setiap perjalanan kami.

Ah, rupanya semua itu telah menjadi masa lalu. kami sekarang sudah dewasa dan menjadikan diri kami sebagaimana yang kami pilih. tentang menggembala kambing memang boleh jika kami sudah terlupa. tapi tentang persahabatan itu, aku harap akan selalu tumbuh bersama waktu. meski kami tak berada dalam kota yang sama tapi kami masih berada dalam dunia yang sama. jauhnya kami semoga bukan menjadi pelepas ikatan persahabatan kami. tapi justru menjadi penguat persahabatan kami. yang ketika bertemu saling bertutur sapa dan melepas rindu bersama.^^

*kambing yang tinggal satu itu, terimakasih telah mengingatkanku tentang indahnya menggembala kambing bersama mereka, sahabat-sahabat kecilku^^ kutitip rindu pada mereka melalui semilir angin. semoga ia membawa salam rindu ini kepada mereka di manapun mereka berada^^



dalam mengenang masa kecilku / 13.27 / 07 Ramadhan 1434 H
~masih di tempat yang sama, Ruang tengah rumah ayah dan ibu~
*risk*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar