- Rabu, 24 Juli 2013

Belajar menjadi Mujahid/ah


Aktivis atau saya lebih suka menggunakan kata Mujahid/ah ato Jundi/Jundullah. Kenapa? Karena kata itu mengandung makna yang ‘sesuatu’ banget. Lebih menggugah jiwa untuk berjuang, kekuatannya lebih kerasa, melahir dan menumbuhkan rasa kepemimpinan. Seorang mujahid/ah, tak hanya berbuat sesuka hatinya, tapi semua kegiatannya, dalam skala ‘ecek-ecek’ hingga yang ‘extra-ordinary’, berafiliasi kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa belajar taat pada qiyadah selama itu dalam kebaikan, dan orang-orang yang luar biasa keras usahanya untuk lapang dada, berjiwa besar, visioner dan mengenyampingkan ambisi pribadi. Sehingga mereka mampu belajar banyak dari setiap amanah yang dianugerahkan padanya, mereka tak pernah berhenti untuk terus mencoba bertanggungjawab, dan tentu saja, mereka adalah orang-orang yang sangat memperhatikan kualitas dari setiap proses yang dijalaninya.

Sekolah, kampus, dan semua perangkatnya adalah laboratorium kehidupan. Disinilah kita belajar mempraktekkan hidup itu sendiri. Tentang diri kita, tentang orang disekitar kita, tentang tanggungjawab, tentang visi misi, tentang ideologi, tentang masa lalu dan masa depan. Bahkan lebih luas dari semua itu.

Jadi, gimana caranya jadi aktivis prestatif? Kalo jawaban simple saya, belajarlah menjadi Mujahid/ah! Tidak hanya aktivis.

Sekalipun sibuk di organisasi, punya banyak jabatan, punya banyak pekerjaan, jadilah mujahid/ah dalam setiap aktivitas itu. Apapun peran kita dalam kehidupan ini, belajarlah untuk bersungguh-sungguh menjalaninya. Mulai dari niat yang sungguh-sungguh hanya untuk Allah, sampai pada aksi-nya nanti.

Nah, berbicara mengenai aksi, maka saya sangat terinspirasi dengan tiga ayat Al-Qur’an ini:

“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. 47:7)

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111)


Allah itu Maha Kuasa, nggak pernah tidur. Mulailah segala sesuatunya dengan niat yang lurus. Yang nyuruh berdakwah siapa? Allah kan? Maka Allah nggak akanpernah me-nyia-nyia-kan kita. Jikalau sering bentrok antara jadwal aktivitas dakwah lembaga dengan aktivitas dakwah kuliah/sekolah, maka buatlah strategi, pahami konsep PRIORITAS. List aktivitas dalam beberapa kategori, misalnya: sangat penting, penting, kurang penting dan tidak penting. Itu adalah bagian dari ikhtiar kita, serahkan saja hasilnya pada Allah.

Trus, kapan waktu belajar seorang mujahid/ah?
Kapan saja juga boleh. Dimana saja juga bisa, asal bukan di tempat maksiat.

Ketika nungguin rapat, nungguin temen pas janjian, ketika sambil jalan, ketika sarapan, ketika makan siang, ketika di angkot, kapan saja ada waktu yang bisa digunakan untuk belajar. Intinya, biasakanlah belajar dimanapun, ajak hati kita berdamai dengan sikon dan ciptakan suasana seperti yang kita inginkan. Pastinya ini butuh perjuangan. Temukan gaya dan cara belajar kita sendiri, jadi kita gampang men-setting sikon sesuai dengan apa yang kita merasa nyaman dengannya, tapi jauh lebih penting dari itu, kita jadi gampang nyetting hati kita sendiri dalam sikon apapun.

Juga hal penting lainnya adalah, MIND MAPPING. Mesti pinter mengkotak-kotakkan masalah di peta otak. Kapan saatnya disimpan (nggak dipikirkan), kapan saatnya dibuka (dipikirkan). Berhentilah untuk membawa masalah pribadi ketika kuliah/sekolah, berhentilah membawa masalah kuliah/sekolah ketika diluar aktivitas kuliah/sekolah. Pelajari dan biasakanlah, pasti bisa!

Kemudian, milikilah scheduled time dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Dan TERBUKA lah pada siapa saja. Dalam artian, terbukalah untuk diajak diskusi, bersedia untuk dijadikan tempat bertanya, bersedia membantu kalo ada yang membutuhkan, sesempit apapun jadwal kita, ato sesepele apapun pertanyaannya. Karena ilmu itu sifatnya dinamis, dan sesungguhnya itulah cara Allah untuk mengganti kuliah/sekolah kita. Dan tentu saja, terbukalah dalam menerima ilmu dari siapa aja, yang penting ‘isinya’. Hehe. Wajib bagi-bagi ilmu. Tapi kalo ujian, HARAM buat contek-contekan , juga termasuk pengertian terbuka dalam membina hubungan baik dengan siapapun juga. Jadilah TRENDSETTER di tengah teman-teman, sehingga kehadiran kita ditunggu-tunggu dan ketiadaan kita terasa sangat berpengaruh bagi mereka, termasuk juga para dosen/guru.
selalu ingat Allah dimana pun dan kapan pun itu...^^

Milikilah VISI dan MISI kehidupan! Karena itulah yang memberi rasa, membantu kita memilih satu diantara sekian plihan yang tersedia. Itulah yang mengingatkan dan memberi ‘nyawa’ dalam setiap aktivitas kita. Alangkah lebih baik lagi, visi hidup kita benar-benar ada kaitannya dengan Allah SWT. Nah, akhirnya lahirlah motto hidup, yang ngasih kita inspirasi dan menjaga ke-orisinilitas-an visi misi kita. Misalnya, motto hidup saya, Karena Allah. Hehhe, terlalu simple ya?  Tapi menurut saya itu sudah ‘sesuatu’.

Satu hal yang paling penting adalah, RUHIYAH. Jaga slalu! Utamakan! Prioritaskan dan berjuanglah untuk slalu bisa memanja merayu pada-Nya. Inilah sebaik-baiknya prestasi . Semuanya mudah bagi Allah. Jadi, kembalikan semua pada-Nya.^^

#Semangat_Menjadi_Aktivis_Prestatif_&_Kontributif


Kolong Langit l 22.38 l 15 Ramadhan 1434 H
*risk*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar