- Jumat, 18 April 2014

Manarul Qur'an #Muqim2

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, & berjihadlah kamu dengan harta & dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS At Taubah 41)



Manarul Qur'an
Kuputuskan Berangkat

Setelah kuliah Analisis Deret Waktu, Sabtu 5 April 2014, Aku putuskan untuk menyusul saudara/iku ke Manarul Qur'an, Paciran, Lamongan. Bukannya tidak peduli kalau Senin-Jumat pasca Muqim 2 ini aku ada ETS. Namun besar tekad ini untuk memutuskan berangkat. Membersamai ke-4 Saudariku yang sudah berada di sana sejak Jumat malam.

Ini sesungguhnya bukan karena mereka yang sudah di sana. Bukan karena Mba-Mba TPA yang memberi warning untuk mengusahakan ikut Muqim 2, juga bukan karena adik-adik yang merelakan waktu belajar mereka pra ETS untuk menyelenggarakan Muqim 2 ini. Namun lebih kepada tanggung jawabku atas jawaban IYA ketika ditabayuni untuk menjadi AHWA Desember, 2013 lalu. Dan terlebih adalah tanggung jawabku kepada Allah. Yang telah mempercayakan amanah ini kepadaku.

Tak perlu merasa iri ketika yang lain belajar, namun kita berada di perjalanan untuk menyusul mereka. Tak perlu merasa iri ketika yang lain bernyenyak-nyenyak istirahat, namun kita berada di jalan dengan sentuhan terik, angin, serta polusi. Tak perlu merasa iri ketika malam, yang lain dengan nyamannya belajar, kemudian tidur. Namun kita harus menunggu acara selesai baru membuka-buka tugas maupun materi untuk mempersiapkan ETS. Yang semestinya itu adalah waktu istirahat kita untuk menyiapkan energi dalam hari-hari selanjutnya. Ya, sekali lagi, tak perlu merasa iri. InsyaAllah Allah telah mempersiapkan sesuatu yang lebih indah dari semua yang (mungkin) bisa membuat kita iri.

Bismillah, Berangkat

Kami ber-sembilan berangkat dari parkiran Manarul sekita pukul 14.00, telat 1 jam dari rencana karena terkendala "saling tunggu-menunggu". Biasa, ikhwannya masih dandan kali ya? makanya kok lama. #ups #eh. Biasanya, yang lama itu kan akhwatnya. Lha ini? Telat berangkat gara-gara nunggu ikhwan. Ya, lebih baik postif thinking saja lah, (mungkin) masih ada keperluan.

Ketika semua sudah siap berangkat, aku sama Isti masih ribet dengan motor kami (bukan milik kami sebenarnya). Jadi kami harus mengisi angin dan mengisi energi terlebih dulu supaya sampai tujuan dengan selamat. Namun, kami masih merasakan ada ketidaknyamanan ketika mengendari motor ini. So dengan tanggapnya pak Sekjend menawarkan untuk tukar motor kami dengan motor salah satu ikhwan.
"Kalau masih kurang nyaman lagi, ganti dengan mega pro ini juga nggak apa.", kata beliau.
 (Dalam hati) "Yang benar saja pak? *hmmm"

Setelah transaksi motor selesai, kami melanjutkan perjalanan ke Paciran.

Seharusnya, Surabaya-Paciran bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 3 jam. Apalagi motoran. Namun, siapa sangka kalau ternyata kami menuntaskan perjalanan selama 5 jam. Rada' pegel sih. Cengeng juga rasanya. Berasa tepar. Namun kami tetap semangat untuk segera sampai di peraduan, Manarul Qur;an.

Dalam perjalanan, ada banyak keseruan yang menuai hikmah. Mulai dari ban motor Pak sekjend bocor, Mba Ngatini dan Mba Mega tertinggal di belakang, Tragedi mengejar Adik-adik dan Ikhwan lainnya, Beristirahat sebentar di masjid pinggir jalan setiap waktu sholat, Hampir menabrak orang, dan tragedi terpisahnya salah satu ikhwan yang "kebablasan".

"Mbak naik dulu saja, kami mau mencari mas tadi.", kata aik-adik panitia sembari memutar motor mengejar ikhwan yang kebablasan tadi.
"Iya dik, hati-hati", jawab kami.
Isti dan Mba Ngatini mengendarai motor ke atas. Sementara aku dan Mba Mega jalan menapaki bukit menuju Manarul Qur'an.

"Mba, Sepi banget ya..", celetukku.
"Iya, dik", jawab Mba Mega.
"Mba, sepertinya yang di depan itu kayak Mas JMMI", bisikku pada mba Mega.
"Iya ta? nggak ah, mungkin santri sini, dik"
"Kurang tahu juga mba, ane nggak pakai kacamata"

Samar-samar memang. tapi aku yakin sosok itu adalah anak JMMI. Entah siapanya, yang aku ragu untuk menerka. Kami terus berjalan hingga di pertigaan. Dari kejauhan kami baca ada tulisan SMA Manarul Qur'an. Namun kami ragu apakah benar yang ini atau bukan. 
"Kok nggak ada orang ya mba?", tanyaku pada mba Mega.
"Masa' salah sih mba? terus kita dimana ini?", tambahku.
Belum sempat mba Mega menjawab, aku duduk di pertigaan saking capeknya. Tiba-tiba ada motor dari atas yang seakan menerkamku dari belakang.Spontan aku berdiri dan mendekati mba Mega. E ternyata adalah Mas-mas JMMI yang tadi berangkat sama kami, juga Isti dan Mba Ngatini yang berjalan karena takut menurunkan motor. Secara, jalannya aja kayak begini. hehe, nggak ngebayangin kalau aku yang nyetir. Di jalan lurus saja takut apalagi jalan terjal dan curam begini. Bisa nangis gulung-gulung aku. :D 

"Mba Diannn,", seru mba Mega, disusul aku.
"Alhamdulillah, berarti ini benar tempatnya. hehe ", kataku dalam hati.

Setelah merapikan motor dan helm. Kami ber-Empat menuju pondok akhwat didampingi mba Dian. Kami disambut ustadzah pondok tersebut. Aku mengamati sekeliling, banyak adik-adik akhwat yang belajar, setoran hapalan, bermain-main, bersendau gurau, dan semua tingkah polah yang mereka suguhkan. Membuatku terenyuh sekaligus rindu. Rindu dengan suasana seperti itu. Suasana yang penuh dengan kekeluargaan, rasa sayang, saling mengingatkan, dan penuh keharuan.

Kami, aku sama isti, di antar mba Dian sampai kamar. Karena kamar untuk PH pisah dengan kamar Peserta dan Panitia. Setelah sampai kamar, kami langsung berbenah dan mengikuti materi. Ya, ini materi terakhir pula. Forum Group Discussion membahas Organisasi, lebih tepatnya bahas JMMI. Namun secara global. Karena telat juga, jadi nerimanya masih parsial-parsial.

Outbond

Kami mengawali pagi dengan setor hapalan. Kemudian dilanjut Senam Bareng Santriwati. Bahagia rasanya bisa saling menularkan semangat keceriaan. Berasa menjadi hiburan bagi mereka juga ketika kami bertarung dalam Game Voli Balon. Dan Alhamdulillah, Group DRI menang. Setelah Game tersebut, kami melakukan perjalanan menyusuri bukit, rumah penduduk, dan sawah, yang mana ditempati beberapa pos Games.

Setelah Games yang pertama dengan memberikan pelajaran tentang bagaimana Kerja secara jamaah, strategi berjuang, Qiyadah wal jundiyah, dan masih banyak lagi esensi yang bisa kami ambil. Kami kembali dipertarungkan di Game ke-dua yaitu memindahkan air dengan tali rafia, Game ke-3 memindahkan karpet dengan kita berada dalam karpet tersebut, dan terakhir adalah Game dari adik-adik. Inti dari games tersebut adalah tentang strategi, jamaah, qiyadah wal jundiyah, dan kemenangan dakwah.

Ketika Menara Ilmu dan Menara Qur'an bertemu
Maka akan ada sebuah korelasi yang bermakna
Ketika Menara Ilmu dan Menara Qur'an bertemu
Maka akan ada banyak  cita, cinta, dan cerita

Terimakasih telah memotivasi kami untuk menghapal Qur'an. Merupakan tamparan tersendiri bagiku, ketika aku yang sudah 20 tahun belum bisa menghapal sebanyak yang kalian hapal. Bahkan ketika aku seusia kalian 1 juz pun  belum hapal. Dan masih terbata. Sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak mengamalkan Al Qur'an dengan menghapalkannya. Namun kita tak pernah tahu hidayah itu kapan datang. Dan hanya orang-orang terpilihlah yang mendapatkan Hidayah dariNya.

Terimakasih untuk Memory yang tidak genap 24 jam itu. Panggilan "Ukh Riskha"
, dari dek Riska itu entah kenapa jadi berasa berbeda. meskipun bukan pertama kalinya dipanggil seperti itu. aku masih jelas mengingat ketika pertama kita berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri. Adek terkaget sendiri dan saling menatap dengan teman sebelah adek. Ternyata nama kita sama yaa :)
Semangat Menghapal Qur'an Dek Riska, semoga bertemu di lain kesempatan.

Meskipun tidak genap 24 jam aku menikmatimu, Manarul Qur'an
Namun dirimu cukup memberi arti bagiku
Dirimu membuatku lebih dari sekedar belajar memaknai
Semoga dirimu benar-benar mencetak hafidz dan hafidzah yang bisa membangun menara tertinggi di SyurgaNya Allah kelak
Salam Rindu dariku, Yang pernah membersamaimu dalam sekali waktu
-Si Pemerhati, Pembelajar, dan Penebar-


15.21 I 18.04.2014
@Ruang Inspirasi I ruhul Jadid
*risk*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar