- Jumat, 15 November 2013

Sentuhan Langit

Entah, kenapa tiba-tiba muncul dua kata itu. melintas begitu saja dalam benak. membekas ke hati seperti bau rinainya yang pertama.

Sentuhan Langit, dua hari yang lalu aku baru mendapatkannya. sebuah kumpulan cerpen yang bersimfoni dalam judul itu. aku belum membacanya memang. karena masih fokus berjuang dalam evaluasi tengah semester.

Sentuhan Langit, aku membayangkannya seperti Dia menyentuhku dengan hujanNya yang menyejukkan. melegakan setiap pengharapan insan di bumi yang merindukannya di tengah kepanasan zaman. seperti ber-uforia malam ini. bersama rinainya jemari ini menari. bersama ritmenya alunan hati berbicara cinta. Cintaku padamu, mutiara-mutiara BPM 1314.

Sentuhan Langit, aku melukiskannya seperti Dia menjawab doaku melalui sejuk hawa yang berimbas mesra. menautkan hati-hati yang (mungkin) sempat terlepas di kala senja memerah marah. menghadirkan kembali sapa penuh ceria itu. seakan kecewa yang pernah ada telah larut bersama hujan yang meresap ke tanah. melebur menjadi bumbu romantisme untuk kembali memberikan sapuan warna-warni pelangi itu. hingga kita tak sadar, sketsa pelangi itu hampir sempurna kita cipta.

Sentuhan Langit, aku merasakannya seperti Dia menyentuh hatiku dengan kelembutan dawai melodinya. tik, tik, tik, bergemericik menggelitik. menghadirkan tawa dalam keseriusan bekerja. menghilangkan lelah, jenuh, pun jua penat yang (mungkin) sekelebat merayu ramah. rupanya, ya, rupanya wajah-wajah sumringah itu telah memberikan rona bahagia. sederhana memang. sesederhana hujan yang tak perlu berlangsung lama untuk kita bisa merasakan kesejukan darinya.

Sentuhan Langit, aku mengilhaminya seperti malam ini. malam kebersamaan yang bukan kali pertama kita cipta. namun kali ini entah, aku merasa ada yang istimewa. bukan karena hujan yang membersamai gerak kita. bukan karena ritmenya yang indah. bukan karena semerbak bau sejuknya yang menyegarkan. tapi karena. C.I.N.T.A ,yang terbalut dalam U.K.H.U.W.A.H. ,yang selalu menghadirkan kesejukkan sekalipun hujan tak turun dari LangitNya.

karena aku mencintaimu dengan sederhana, sesederhana gemericik hujan bersimfoni dalam lagunya. yang tak pernah kwatir pas atau tidak nadanya. karena yang terpenting dia melukis bahagia.
 

di saat hujan, ketika semua telah tertidur
aku mencuri moment untuk memandang wajah-wajah mutiara itu
ya, aku berhasil menemukan bahagia di atas (mungkin) lelah, jenuh, dan penat yang coba mereka sembunyikan jauh dalam hati-hati mereka
terimakasih, aku telah belajar banyak hal dari kalian
termasuk belajar menyebut "CINTA" :D
 
11 Muharram 1435 H / 23.57
Al-Fath
@IPSempurna
*risk*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar