- Rabu, 20 November 2013

Catatan Kaki 1 [Indahnya Bromo dan Madakaripura]

Perjalanan Fajar #Bromo

Rupanya aku sudah mulai lupa. Kapan keluarga bidik misi plus keluarga angkatan yang meluangkan waktu untuk rihlah ke Bromo itu menggenapkan rencananya. Yang pasti kuingat adalah liburan semester 2.

Bromo, Madakaripura, sebenarnya tak pernah ada dalam daftar mimpiku. Namun aku tak menolak ketika keluarga bidik misi angkatanku mengajakku untuk rihlah ke sana. Awalnya, rihlah ini dikhususkan untuk keluarga bidikmisi statistika 2011. Namun karena tidak semua anggota mengambil kesempatannya, maka panitia membuka peluang untuk yang non bidikmisi sebagai penggenap kuota mobil.

Kami berangkat dari depan plakat FMIPA malam hari. Rencananya mobil akan diberangkatkan pukul 21.00. Namun karena mobilnya telat. Akhirnya baru berangkat hampir tengah malam. Selama penantian mobil tersebut. Hampir semua peserta menggalau ria di depan plakat FMIPA. Ada yang foto-foto, ada yang mondar-mandir sambil nerima telpon, ada yang duduk meratapi nasib, ada yang berdiri menerawang kapan kira-kira mobil akan datang, dan ada segerombolan anak yang duduk menyambung lagu yang acak dan nadanya pun jua acak-acakan :D. Tapi ada suatu ketika nada itu terdengar merdu dan menyentuh. Cocok dengan suasana penantian kami.

Untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan memang tak pernah absen dengan yang namanya ujian. Siapa yang berhasil melewati ujian itu dengan perjuangan lillah niscaya ia kan bahagia. Sebaliknya, bagi yang hanya melewatinya dengan keluh kesah tanpa adanya perjuangan niscaya ia hanya akan mendapat kesia-sia-an belaka. Dan sepertinya kali ini kami akan mendapat bahagia. J betapa tidak. Sontak kami berdiri merangkul tas kami masing-masing ketika melihat sorot cahaya dari kejauhan. Dan ternyata benar, Allah telah menjawab penantian kami. Dua mobil elf datang. Siap mengantarkan kami ke Gunung Bromo dan Air terjun Madakaripura.

Dalam perjalanan, kami manfaatkan waktu untuk saling merekatkan ukhuwah. Mengenal lebih dekat sauhabat-sahabat seperjuangan kami dengan bernyanyi bersama. Namun ada juga yang langsung merajut mimpi-mimpi dan merekamnya dalam memori (a.k.a tidur).

Berjam-jam di perjalanan terasa sangat singkat. Tiba-tiba dingin menyeruak menusuk hingga ke tulang-tulang. Ya, rupanya kami telah sampai di sebuah mushola dekat lokasi Gunung Bromo. Aku buka HP-ku untuk melihat jam. Ternyata sudah jam 3. Karena sedang tidak suci, aku kembali masuk ke mobil. Kemudian perjalanan dilanjut ke atas.

Sampai di parkiran, aku kira sudah dekat dengan Gunung Bromo. E, ternyata TIDAK. Kami masih harus berjalan jauh untuk menujunya. Kalau biasanya ada serangan fajar, ini bisa kita sebut perjalanan fajar.

Kami sengaja tidak menyewa guide tour. Kami percaya kepada sahabat kami, Yusman, yang notabene asli Probolinggo. Ya walaupun pada akhirnya kami sempat disasar-sasarkan juga :D Tapi setidaknya ada pencerahan untuk segera menujunya.

Karena sudah masuk waktu subuh, kami menghentikan perjalanan untuk menunaikan sholat subuh. Karena tidak ada air, maka kami tayamum. Ini pertama kalinya kami  sholat beralaskan tanah tanpa ada sajadah. Dan beratapkan permadaninya. Karena tidak sholat, aku mengamati setiap gerak sholat mereka sambil sesekali mengambil napas panjang dan melepaskannya. Aku begitu meresapi suasana, merasakan betapa manisnya sebuah kedekatan dengan alam. Karena darinya kita akan lebih dekat dengan yang menciptakannya, ialah Allah SWT yang tidak kita ragukan lagi kebesaranNya.

Dan inilah jejak yang berhasil terekam dalam ruang memori kami.
#Bromo

















Safari kesabaran #Madakaripura

Safari kesabaran? Kok bisa? Gimana nggak bisa? Mobil kami mogok di tengah jalan dalam kondisi naik. yang membuat kami dengan kerelaan hati masing-masing keluar dari mobil dan mendorongnya ke atas, ke jalan yang agak datar. Kemudian kami berhamburan di pinggir jalan. Ada yang berdiri, duduk, dan ada juga yang masih sempet-sempetnya narsis di depan kamera -_-. Apapun yang terjadi pokonya woles aja, asal nanti sampai ke Madakaripura :D

Setelah menunggu agak lama, akhirnya kami bisa melaju lagi menuju Madakaripura. Dan jeng, jeng... tidak lama kenudian kami sampai di lokasi.

Setelah sholat dzuhur, kami napak tilas menuju air terjun Madakaripura. Ini bukan kali pertama aku melakukannya. Jadi ya biasa saja meskipun aku berpakaian muslimah sebagaimana yang aku pakai dalam keseharianku. Banyak yang mengkhawatirkan memang. Tapi setiap ada tangan menjulur aku selalu siaga, “don’t touch me, i can do it alone.”. dan alhamdulillah mereka mengerti. Jadi mereka hanya mengawasiku dari jauh, sekaligus berjaga-jaga jikalau aku terjatuh. Namun karena sudah terlatih, jadi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa.

Dan inilah jejak yang berhasil terekam di ruang memori kami
#Madakaripura



23.34 l 20 Nopember 2013
@Kamar Prestasi Ruhul Jadid
@IPSempurna
*risk*

1 komentar: