- Jumat, 04 Mei 2012

Katakanlah, “ Bara Dakwah itu Masih Tersumat dan Akan Terus Tersumat di Dada FMIPA”

Apa kabar hati? Masihkah ia embun? Menunduk tawadu’ di pucuk  daun. Masihkah ia karang? Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian kehidupan. Apa kabar iman? Masihkah benderang menerangi kehidupan. Apa kabar mimpi? Masihkah kau diperjuangkan dengan segala sasaran, resiko, dan konsekuensi demi teraihnya tujuan hidup yang sempurna.
          Ya, siapa yang tak menginginkannya. Antara hati iman dan mimpi yang saling selaras. Berbicara soal mimpi, pastilah tiada berbatas. Siapa yang tak pernah bermimpi? Siapa yang tak punya mimpi? Hmmm, kurasa tak ada seorangpun di dunia ini yang tak pernah bermimpi, juga tak punya mimpi. Mimpi adalah segala sesuatu yang kita inginkan, segala sesuatu yang ingin kita coba, segala sesuatu yang ingin kita miliki, segala sesuatu yang ingin kita capai, segala sesuatu yang ingin kita beri, dan segala sesuatu yang ingin kita korbankan.

Sebagai hamba Allah yang selalu berusaha menggapai cintaNya, selalu mengharap kasih-sayangNya, selalu ingin memperoleh ridhaNya, kita harus selalu berjalan di jalan cintaNya. Jalan cinta para pejuang islam melalui dakwah-dakwahnya yang mengakselerasi umat. Namun perjuangan itu  tak semudah lidah bersilat, pasang surut semangat, juga langkah para pejuang dakwah kian  terlihat. Kita lihat saja seberapa banyak yang bertahan dalam jalan dakwah. Yang semestinya jalan itu ramai diperjuangkan umat. Kita rasakan saja seberapa pesat putaran roda dakwah, sama sekali tidak melebihi putaran roda iptek yang terus berkembang sesuai zaman.

Sebagai mahasiswa yang berpendidikan, alangkah indah jika pendidikan itu dihiasi dengan iman, ditemani dengan dakwah-dakwah untuk menebar kebaikan yang diajarkan Rasulullah SAW kepada kita. Sebagaimana janji kita dulu kepada Sang Pemilik Nyawa kita, bahwa kita senantiasa akan bertaqwa kepadaNya. Meskipun ujian demi ujian datang bertubi, meskipun jalan itu tak semulus kulit putri, meskipun suasananya tak seteduh ketika berada dibawah pohon yang rindang ,kita harus tetap bertahan. Memang susah, tapi beginilah hidup, dan begini pula jalan dakwah.

Tidak perlu takut berdakwah, karena sesungguhnya berdakwah itu adalah berbagi ilmu, berbagi pengalaman, dll. Bukankah berbagi itu indah? Bukankah dengan berbagi itu kita akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki? So, mari berlomba-lomba untuk meraihnya. Kita mulai dari ranah yang terkecil dan terdekat saja. Maka lambat laun pasti akan meluas ke ranah yang lebih besar.

Di zaman abu-abu yang mendekati hitam ini, kita harus pandai-pandai memilah dan  memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kita harus bergerak untuk menggagas dan membangun  peradaban melaui dakwah. Agar terwujud masyarakat madani. Maka dari itu, para pejuang dakwah harus memiliki motivasi dan semangat yang tinggi  untuk memecah kesunyian di jalan dakwah dengan gerakan-gerakan dakwah yang bisa membawa umat muslim terlepas dari jeratan syetan yang mengikat kuat, hingga selaras berjalan menuju jalan yang  diridhoiNya. Para pejuang dakwah harus bisa mengubah pandangan berpikir orang bahwa syar’i itu bukanlah sesuatu yang kolot dan kampungan, tapi itulah gaya hidup umat muslim yang harusnya terus berkembang meskipun masa yang mengikutinya berubah-ubah tak jelas.

Maka dari itu, untuk saudara-saudaraku se-FMIPA, “jika mereka bertanya padamu tentang semangat, jawablah bahwa bara itu masih tersumat dalam dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu! Bahwa matahari itu masih terbit dari hatimu! Bahwa letupan itu siap meledak dalam duniamu! Katakan itu pada mereka, orang-orang yang ragu akan kemampuanmu. Karena mimpimu saat ini adalah kenyataan untuk esok. ( Hasan Al-Banna )”. Dan Katakanlah, “ Bara Dakwah itu Masih Tersumat dan Akan Terus Tersumat di Dada FMIPA”. ^^


( Hidup ini adalah untuk berbuat sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.
As simple as you want- Riskha Tri Oktaviani  1311100031)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar