- Selasa, 05 Februari 2013

Catatan Perjalanan

Aku sudah meniatkan dalam hati ketika aku memutuskan untuk mendaftar. Perjalanan ini bukanlah sekedar perjalanan biasa. Yang intinya “jalan-jalan saja”. Kalau hanya sekedar jalan-jalan. Aku tidak perlu menunggu islamic journey. Aku bisa berangkat sendiri semauku. Namun perjalanan ini adalah untuk belajar.

13.00, 31 januari 2013
“Berangkatlah dalam keadaan berat maupun ringan”
Meski agak ngantuk, aku memenuhi permintaan saudariku, A**** untuk menemui mbak pu di manarul. Harusnya mah jam satu. Tapi biasa, jam indonesia, alhasil ketemunya jam dua. Setelah melakukan perbincangan yang lumayan menguras logika. Kami diberi uang dan catetan. Rencananya bakdha ashar kami mau berangkat menjalankan amanah dari mbak pu. Namun mendung berarak. Semilir angin dingin mulai merasuki ruas-ruas tulang. Dan rinainya mulai nyata. HUJAN.
Sedetik, alhamdulillah bertambah deras.
Semenit, alhamdulillah masih sama.
Sejam, alhamdulillah tinggal gerimis-gerimis kecil.
Akhirnya aku dan A**** berangkat ke Gebang. Setelah melakukan transaksi, kami melaju ke sakinah. Menyiapkan logistik untuk peserta IJ. Karena tidak bisa menambah barang bawaan untuk dibawa. Akhirnya kami putuskan untuk menaruhnya ke sekpi dulu. Baru melanjutkan ke tugas berikutnya.
Sambil menikmati gerimis, kami bolak-balik ke sekpi. Rasanya sungkan sekali sama bapak parkir. “ banyak banget jajannya, neng?”. “ inggih pak, buat perjalanan besok “.
01 Februari 2013
06.30
Telat tiga puluh menit dari jadwal yang ditentukan untuk registrasi. Tapi ndak apa. Ada yang lebih telat lagi. Hehhe
Sudah telat, belum sarapan pula. Untung ada mba selly yang berbaik hati membelikan sarapan untukku. (makasih ya mama:*)
Setelah semuanya berkumpul. Satu per satu berjalan mendekati bis dengan membawa barang-barang, baik barang pribadi maupun keluarga Santun & Bersahabat. Dan memasukkannya ke bagasi. Kemudian kami naik dan menduduki posisi yang sudah dirasa nyaman. Eh, tiba-tiba mba Intan memberikan pengumuman bahwa tempat duduknya di atur : dari paling depan 2009, 2010, baru 2011. Awalnya agak sedikit ricuh sih. Biasa lah pada ndak suka duduk di belakang. Rawan mabuk. Namun tidak masalah bagiku dan weka yang alhamdulillah dapat kursi paling belakang. Depan pintu pas. Dekat KM. Tepat di atas ban pula. Tahu kan kalau duduk tepat di atas ban itu terasa banget goncangannya? Tapi itu semua ndak penting bagi kami. Yang penting kami nyaman, dan menyenangkan teman-teman :D (3A kedua dari AA Gym- aku menyenangkan bagimu)
Harusnya kami berangkat jam 7. Tapi karena masih ada yang belum datang. Akhirnya kami turun lagi. Memanfaatkan waktu menunggunya untuk apel keberangkatan dan doa bersama. Pada kesempatan itu, entah Ketum atau MC nya, aku tak mengingatnya dengan jelas. Yang pasti Beliau berpesan bahwa perjalanan ini bukan untuk senang-senang belaka, namun kita harus dapat ilmu yang bermanfaat dari perjalanan ini. Sip (y) 11 12 dengan apa yang ku niatkan dari awal.
Seperti biasa, keluarga PH dan panitia sangat tidak rela membiarkan kami tanpa tugas. Kami diberi note kecil hasil pemanfaatan dari sertificat RDK yang tidak terpakai sebagai catatan perjalanan kami. Yang pada akhirnya note itu sering disebut dengan “buku RDK” oleh MC.
Alhamdulillah, akhirnya datang juga yang kami tunggu. Bismillah, Bis siap berangkat.
Bis melaju sedang. Jikalau dia bisa berkata, mungkin satu kalimat yang kan ia ucap adalah “Aku aman bagimu, Keluarga Santun dan Bersahabat”. Yaps, dapet lagi kan, 3A pertama dari AA Gym-aku aman bagimu J .
Di sepanjang pantai utara. Hampir kulewati hari pertamaku di bulan februari bersamamu. Aku lupakan seberapa tak nyamannya posisi dudukku. Tak kuhiraukan seberapa pegal punggung dan kakiku. Mata ini hanya memandang takjub atas keindahan pantura. Alhamdulillah, meski aku tak dapat melihatnya sempurna karena keterbatasan pandang dan sesekali rasa kantuk menggelayutiku. Aku bisa merekam segala keindahannya dalam ruang memori tanpa batas yang dianugerahkan Allah kepada setiap insan. Kita patut bersyukur atas anugerahNya yang tak bisa dikalahkan oleh teknologi apapun di dunia ini. SEPASANG MATA.

Sepanjang perjalanan yang penuh kedamaian, yang sesekali mendatangkan canda. Meleburkan hening bersama indahnya ukhuwah.  Akhwat berslayer merah dan pink selalu memiliki bahan diskusi yang sama “ta***” setiap melihat kelucuan yang diciptakan Keluarga Santun dan Bersahabat. Hal itu membuatku teringat akan suatu kalimat, “jika kita tidak bisa memberikan kesan yang baik-baik. Lebih baik kita diam”. Namun sekali dua kali gpp kan ya. Aku ikutan meng-GJ ria bersama mereka. Hehhe peace, weka J
Maha Besar Allah yang atas kuasaNya ini tercipta. Hijau yang mengayomi dari dedaunan pohon yang menjulang di sepanjang jalan. Ranumnya padi dan segala macam tanaman yang membentang indah memenuhi kedamaian sawah. Jernih, hijau, hingga birunya air yang menari memercik kesegaran di sepanjang pantura. Gumpalan awan putih, dan sebersit saga yang memerah, laksana membelah birunya cakrawala di kala senja dalam perjalanan itu. Rinai hujan yang bergemericik mengalun simphoni. Tata ruang kota dan bangunan-bangunan serta pemandangan-pemandangan nan indah lainnya yang tak kudapati  di kota pahlawan. Seakan menyihirku untuk terus mengabadikannya, merasakannya, dan mensyukurinya. Sungguh luar biasa indah apa yang Kau cipta, Ya Rabb.
Subuh di tol Cileunyi. Mengisahkan nasehat tersendiri. Ketika itu aku, mba pu, mba dwi, mba yani yang paling akhir. Salah satu dari kami memastikan apakah masih ada yang di kamar mandi. Kemudian ada ikhwan lewat dan berkata, “kalau lagi di kamar mandi jangan diajak bicara mbak”. Makjlebb! Iya sih, memang kagak boleh seingetku. Kalau nggak salah ada hadistnya. Tapi lupa. Hhhehe, maaph. Intinya diambil pelajaran saja lah J
ITB
Ya, mimpi yang tertunda selama setahun lebih kini terwujud. Alhamdulillah, bisa menghirup segarnya udara ITB. Bangunan dan taman-taman yang terstruktur dengan tekstur nan unik memberi warna tersendiri.
Salman. Masjid itb yang ternyata juga merupakan sebuah kelembagaan yang memberikan pembinaan-pembinaan pada KM ITB. Juga memberikan beasiswa lhoo J
Setelah bersih diri dan sarapan. Kami memulai meeting dengan GAMAIS ITB di sebuah ruangan yang cukup artistik. Kami disambut akhwat – akhwat itb yang geulis sisan dan humble. Ternyata GAMAIS baru regenerasi januari lalu lho. Jadi kunjungan kami ini adalah di awal kepengurusan GAMAIS 2013 yang dipegang oleh 2010.
Acara diawali dengan pembukaan, sambutan dan presentasi dari kedua belah pihak ketum. Kalau di GAMAIS disebut Kepala. Katanya sih, “karena kita keluarga”. Usai presentasi, kami dibagi menjadi 5 kelompok diskusi. Karena aku di BPM, aku tergabung dalam kelompok KD. Sempet kaget dengan tradisi syuro mereka yang tanpa hijab. Tapi selalu ingat kata mbak memik, mbak ainun, dan mbak kiki, “ambil yang baik, dan buang yang buruk”. Alhasil, inilah yang berhasil terekam dalam memoriku. Di tengah taman, beralaskan rumput, dan sesekali terik, namun tetap sejuk. Begitulah suasana yang menemani diskusi kami. Alur kaderisasi di GAMAIS merupakan kebalikan dari JMMI. Mereka mengadakan open house untuk menjaring kader-kadernya. Dan follow up dari kajian-kajian yang diadakannya. Baru memberikan pelatihan-pelatihan semacam PSI. Bagi kader-kader angkatan ke dua, tepatnya pada mereka yang menjalani semester 3. Mereka fokus dibina untuk ke wilayahnya. Karena semester lima, merekalah yang menjadi pengkader maba. Untuk mentoringnya sendiri, disana tidak mewajibkan angkatan pertama untuk mereka. Jadi sistemnya mereka mengadakan oprek untuk mentoring. Cara mereka menarik minat untuk mentoring adalah melalui event-event yang diadakan GAMAIS.
UPI
Kesan pertama yang kudapat di UPI adalah bangunan masjid yang unik nan cantik. Coba kalau perpaduan warnanya diperbaharui pasti lebih cantik. Kami disambut dengan ramah oleh akhwat-akhwat UKDM UPI. Yang setelah berbincang-bincang lama dengan dek Nurul, pendidikan Geografi 2012 asal Banten, kebanyakan yang ikut menyambut dan menjamu kami adalah angkatan 2012. Waaah J    
Ketika di perjalanan menuju UPI, entah siapa yang berbicara aku lupa. Yang jelas terdengar oleh pendengaranku adalah kekuatan UPI ada pada mentoringnya. Mendengarnya membuatku sangat tertarik untuk mengoreknya.
Pembukaan meeting di aula masjid, kami saling memperkenalkan gambaran umum LDK kami. Dan serunya lagi ketika kami saling beradu jargon, padahal kami tidak mempersiapkannya. Ketika ketum UKDM UPI dan atau saat MC nya bilang UKDM UPI, mereka menjawa, “karena islam milik kita semua”. Tiba giliran kami. Ketika pak ketum maju dan memimpin jargon. Sebenarnya kami masih merasa was-was, jargon apa yang akan dimunculkannya. Jeng jeng jeng, ternyata eh ternyata, ketika beliau meneriakkan JMMI ITS, kami wajib menjawab, “Santun dan Bersahabat Allahu Akbar !”. sedikit maksa sih, tapi lumayan. :D dari pada kagak ada, hehhe peaceJ
Seperti di ITB tadi, di UPI juga dibentuk diskusi. Namun jika di ITB dibagi menjadi 5 lini, di UPI ini kamihanya dibagi ke dalam 4 lini. Awalnya yang di lini KD tetap di KD sesuai pembagian ketum. Namun mba kiki meminta yang anak-anak BPM yang diskusi masalah mentoring. So, squad BPM ke lini mentoring semua.
Aku akui mentoring UPI sangat kuat, luar biasa menginspirasi. Mentoring, atau jika di UPI lebih dikenal dengan sebutan tutorial. Berdiri tahun 1984. Mentoring di UPI sudah dijadikan sebagai prasyarat kelulusan matkul agama islam meskipun belum ada SK rektor kala itu. Baru pada 2007, SK keluar. Kemudian pada 2011, keluar lagi SK ke-2 dari Rektor. Bedanya, pada SK-1 hanya sebagai prasyarat matkul PAI, sementara pada SK-2 ditambah dengan SPAI (Seminar-PAI). Karena sistem mentoring yang berada dibawah akademik langsung inilah yang menguatkan mentoring di UPI hingga menjadi model pementoringan nasional. Sampai-sampai, mentoringnya dapet jatah 2 SKS juga lho, jadi matkul agamanya 4 SKS. Keren kaan J
Dari segi jadwal mentoring, BPM UPI menfokuskan pada hari sabtu dan minggu. Alasan mereka menfokuskannya pada hari tersebut agar mudah dan fokus dalam kontroling. Sebelum mentoring selama 2 jam. Mereka mengawalinya dengan kuliah duha yang dilanjut kuliah PAI oleh dosen PAI masing-masing. Jadi di UPI, dosen PAI nya ikut andil dalam proses mentoring. Tempat pelaksanaan mentoring di masjid UPI, penuh dari lantai 1-3. Waaahh, bisa dibayangkan betapa cetar membahananya :D, o, ya, satu lagi, mereka kalau mentoring pake standart pelatihan lho. Pake kemeja putih dan bawahan hitam. Kayak pengkaderan di ITS gitu. So, bisa dibayangkan sendiri lah betapa terkondisikannya mentoring di di sana. Kereeeen, kaann?
BPM UPI juga memiliki event-event BPM seperti di BPM JMMI ITS. Hanya istilahnya saja yang berbeda. Acara pembukaan dan penutupan mentoring selalu mengundang pemateri ternama dan dibuka oleh Rektor. Dan di tengah-tengah mentorinh ada SOS, kalau di JMMI disebut dengan M-Cup. Event tersebut ditujukan untuk meng-upgrade peserta dengan memberikan training motivasi dan serangkaian lomba baik individu maupun kelompok. BPM UPI juga memiliki event yang berkerjasama dengan jurusan. Yaitu tutorial goes to jurusan, mabit dan taklim per jurusan, juga sosialisasi ke kahima tentang agenda BPM saat awal mentoring. Karena seperti yang kita ketahui, angkatan pertama rawan pengkaderan. So, biar ndak bentrok-bentrok mulu.
Untuk evaluasi mentoring. BPM UPI mengadakannya setiap pekan. Ada semacam uts dan uas pula. 5 bab di tengah semester. Dan 5 bab di akhir semester. Selain itu, ada beberapa tugas untuk peserta mentoring. Yaitu tugas mengkaji ayat, hafalan surat, aktivitas pekanan (amalan yaumi). BPM UPI juga berdampingan dengan UKM Baca Tulis Alqur’an untuk penyesuaian hafalan, tilawah, dan pembagian kelompok mentoring. Kelompok mentoring di UPI yang membagi adalah pusat dengan menyesuaiakn kapasitas tutor (mentor) dan peserta.
Setiap semester, BPM UPI mengadakan oprek tutor. Dan diklasifikasikan menjadi tutor muda (baru) dan tutor madya (lama). Bina tutor, atau kalau di JMMI ITS lebih dikenal dengan SekMen diadakan setiap 2 pekan sekali. Mereka juga mengadakan upgrading tutor di luar kampus.
Sistem penilaian mentoring di UPI benar-benar ketat. Batas minimal nilanya adalah 300. Jika kurang dari itu maka gagal. Dan harus mengulang tahun depan. Dulu, mengulangnya hanya mentoringnya saja. Tapi sekarang, gagal mentoring sama halnya tidak lulus matkul PAI. So, mengulang mentoring juga mengulang matkul PAI. Absensi kehadiran di event-event mentoring juga berpengaruh. Kuliah duha 12 x pertemuan dengan pembukaan dan penutupan. Jika hanya datang 9 X, maka GAGAL. Mentoring datang kurang dari 8 X, GAGAL juga. Dan setiap registrasi event-event BPM, telat 30 menit, minus 5 point. Jadi benar-benar terikat oleh aturan yang tegas. Waaaooooww, ngeerriiii !!!, tapi patut dicontoh :D
Kalau di ITS semua biaya sudah ditanggung di awal masuk. Di UPI beda. Mereka harus registrasi ulang dengan membayar 30 ribu untuk mendapatkan buku mentoring, kartu (yang harus dibawa setiap event mentoring), dan sertifikat.
PDKT dengan dosen. Bukan berarti mereka dapat melakukannya dengan sangat gampang. Jika ada kasus dosen PAI yang kurang pro, BPM UPI mengkomunikasikannya dengan penyelenggara. Dan penyelenggaralah yang menindaklanjutinya. So, kelihatannya adem ayem aja J
Ada yang unik juga lho. Klasifikasi peserta. Peserta mentoring di UPI dibagi menjadi 3. 1) peserta biasa (reguler), 2) peserta dari member lembaga mentoring, dan 3) peserta istimewa (melalui seleksi/perwakilan kelas). Output nya juga beda-beda. 1) hanya lulus / gagal, 2) pengurus lembaga mentoring profesional, 3) disebut binder : penggerak dakwah kelas, pengaman pekanan, stock mentor mendatang. Ada keunikan tersendiri lho untuk binder ini. Mereka dikukuhkan oleh dosen-dosen dan setiap mau mentoring, mereka apel dulu. Semacam koordinasi menjelang mentoring. Untuk mengkondisikan teman-temannya mungkin. (maap, agak kurang jelas yang bagian ini. Mohon koreksinya jika salah J) Jadwalnya pun juga dibedakan. Kalau yang reguler 2 hari. Yang 2) dan 3) satu hari saja.
O, ya hampir lupa. Setiap peserta yang dapet iqob. Wajib mengikhlaskan buku-buku islami untuk mengisi perpustakaan mentoringnya. Jhehe, kalau diterapkan di ITS, MIBS tambah koleksi nih, atau BPM mau bikin perpus sendiri.. #lhoh.. :D
Daarut Tauhid
Untuk pertamakalinya sholat maghrib diimami AA’ Gym. Dengan suaranya yang merdu menyejukkan kalbu. Subhanallah, tak pernah bermimpi seperti ini. Namun bisa mendapatkannya. Bonus plus-plus berarti :D. Bakdha maghrib, dapat kisah-kisah inspiratif dari beliau secara langsung di hadapan kami. Rumus 3A seperti yang diceritakan di note-note sebelum ini. Kotak amal 1000 banding 300.000, dan kisah uang 1000 yang walaupun sering dipegang orang-orang susah namun sering datang ke masjid. Dibanding uang 100.000 yang tak pernah lusuh, juga jarang, bahkan tidak pernah ke masjid. Padahal mereka berasal dari satu almamater (pabrik uang :p) yang sama.
Bakdha isya. Bertemu salah satu pengurus pondok. Disini kami dapat wawasan tentang pondok tersebut dengan gamblang oleh bapak yang aku lupa namanya siapa. Peace J
Perjalanan menuju bis. “kayaknya kita paling depan deh, sol?”, kataku pada saudariku. “kayaknya tadi gak lewat sini deh”, aku mulai ragu pada jalan yang kami ambil. Beruntung ada mba dwi dan mba hani di belakang kami. Dan mereka mengiyakan bahwa jalan itu benar.
“gpp, bisa lewat sini”
“beneran gpp mba? Tapi jalannya beda dari yang tadi lho. Tanggung jawab ya mba kalau nyasar J
“tuh, di belakang ada bapak-bapak ngikutin kita. Berarti benar jalannya”
Tanpa berpikir panjang, kami jalan aja. Eh, kami lurus aja. Ternyata harus belok. Untung kami belum jauh. Gitu ikhwannya kok tega ya nggak bilangin. Hmmm, tapi gpp. Alhamdulillah mba dwi lihat J makasih ya mbaJ
Ciamis
Istana sederhana yang dibangun oleh cinta. Dikelilingi oleh taman nan indah menyejukkan. Dekat dengan masjid dan banyak pohon buah. Kami tiba dini hari, ahad 03 Februari 2013. Disambut oleh gerimis yang menambah harunya suasana. Terlihat sebuah keluarga harmonis yang menyambut ramah kedatangan kami. Menjamu kami dengan cinta.
Kamar dengan nuansa pink. Bersama akhwat AE. (#kebetulan banget jadi satu). Plus 2 akhwat AG yang seru abis sudah seperti keluarga sendiri J
Pangandaran
Sulit membahasakannya dalam kata. Semua yang terlihat mata adalah indah. Rombongan naik kapal pertama yang paling seru abis ukhuwahnya. Menyusuri pantai, hutan cagar alam, dan gua-gua yang eksotik. It’s really the greates moment with you. Wanna be there again next time. Take a picture like this -mba yani, aku, isti, solo, hilda, decy, fadia, mba upin, mba suci, eka-
Bis
Tempat duduk yang selalu menjadi tempat penitipan barang. Dekat tempat sampah hingga sering dimintai tolong buangin sampah. Deket galon hingga sering geser-geser galon karena menghalangi jalan. Sering bantu pegangin botol ketika mba uyu maupun mba pu berpindah jabatan jadi tukang ledeng. Sering dikejutkan oleh tapak kaki yang menempel di kaca aquarium. Dan yang pasti, sering gangguin mba uyu dan berkolaborasi dengan mba yani. Hehehe peace mi’ul J
Dalam bis dengan nuansa islam yang kental. it’s really the wonderfull islamis journey. Thanks for all elements who held this event. Without you, i never get this experience.
oleh-oleh dari UPI-Masjid Al Furqon-

Sejujurnya aku tak pandai membahasakannya dalam kata. Hanya rasa ingin yang begitu kuat untuk berbagi. Hingga tak sadar jemari ini telah menari di atas keyboard. Dan berhasil membagikannya. Special untuk yang memintaku menulisnya, ini untukmu, cantik J
Kolong langit
23.49 Hari ke empat bulan februari 2013
Dalam Catatan perjalanan 1-4 Februari 2013
Yang telah membuat satu mimpi 2013 tercoret
“Islamic Journey Keluarga KSB JMMI ITS 1213”
Oleh : TO 47:7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar