- Jumat, 21 September 2012

Mereview Bangsa dari Sebuah Film


Judul                            : Alangkah Lucunya Negeri Ini
Produser                      : Zairin Zain
Sutradara                    : Deddy Mizwar
Penulis Skenario          : Musfar Yasin
Durasi                          : 100 menit
Tahun produksi           : 2010
Alangkah Lucunya Negeri Ini adalah sebuah film yang menceritakan tentang seorang mahasiswa S1 lulusan sarjana manajemen bernama Muluk yang mencari kerja. Ia tidak segera mendapatkannya sehingga ia sering disindir calon mertuanya yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting dengan sering membanding-bandingkan dengan tetangganya yang tanpa pendidikan tinggi akan menjadi calon anggota DPR.
Pada suatu hari, ia bertemu dengan komet (ketua copet pasar)y yang ketika itu sedang melancarkan aksinya, kemudian singkat cerita Muluk minta dipertemukan dengan bos copet untuk menjalin kerja sama, yaitu memikirkan bagaimana cara membuat usaha baru agar anak-anak tidak mencopet, dengan mendapat imbalan  10 % dari hasil mencopet mereka setiap hari.
Dengan kerja sama itu akhirnya Muluk mendapat pekerjan, ia tidak memikirkan bahwa uang yang ia dapat itu adalah uang haram, yang ia pikirkan saat itu adalah ia akan mendapat penghasilan sekaligus pahala dengan mengubah pencopet tersebut sebagai pedagang asongan. Ia memanajemen anak-anak yang notabene tidak pernah sekolah tersebut untuk mendapatkan pendidikan umum dan  agama sehingga ia mengajak kedua temannya, seorang sarjana pendidikan yang selama ini juga menjadi pengangguran bernama Samsul dan seorang wanita berpendidikan D3 yang pekerjaan sehari-harinya mengirim sms atau Pos dalam rangka mengikuti undian berhadiah di TV bernama Pipit.
Dan pada suatu hari Pak Makhbul, Haji Rahmat, Haji Sarbini berkunjung ke tempat dimana mereka membina adik-adik pencopet yang budiman, para orang tua tersebut terkejut mengetahui pekerjaan anaknya yang sebenarnya, pak Makhbul menjadi sadar kalau ternyata gaji yang dihasilkan Muluk selama ini adalah dari uang haram, akhirnya beliau memutuskan untuk mengembalikan semua pemberian dari anaknya. Peristiwa serupa juga terjadi  kepada Pipit. Dari kejadian itulah, akhirnya Muluk, Pipit dan Samsul memutuskan untuk berhenti membina para copet itu.
Banyak nilai yang terkandung dalam film ini, mulai dari nilai sosial, moral, dan budaya. Nilai sosial masyarakat yang sebagian besar masih menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Nilai moral bangsa yang sekarang mulai bersikap biasa oleh adanya para penjahat besar  seperti para koruptor dan bersikap sangat membenci para pencopet dan menganggap mereka penjahat besar. Masyarakat yang mulai membudayakan money politik untuk kepentingan pribadi. Dan masih banyak lagi pesan-pesan yang terkandung dalam film ini. Dalam film ini, pemirsa juga diajak untuk menyadari lagi bahwa sebenarnya Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (UUD 1945, pasal 34 ayat 1), yang faktanya, sampai saat ini mereka masih belum diayomi oleh negara. Hanya tindakan-tindakan diplomasi tanpa memberi solusi.
            Tetapi, sedikit kekurangan yang  ada di film ini yaitu, pada plot akhir, ketika adegan, anak-anak yang berdagang asongan dikejar petugas dan Muluk mencoba menghalanginya, akhirnya Muluk yang ditangkap petugas. Ini adalah plot yang dirasa kurang jelas, kemudian selanjutnya apa? Itulah yang ditanyakan pemirsa. Sehingga hal ini membuat pemirsa menyayangkan akhir cerita dari film ini.
Cara penyajian yang apik, diiringi alur yang runtut dan jelas, serta ditunjang dengan musik yang menggugah, merupakan kombinasi yang baik dan segar untuk pemirsa. Meskipun ada sedikit kekurangjelasan pada bagian akhir dari cerita, hal ini bukan masalah besar, karena pada intinya, pesan-pesan yang ingin disampaikan sudah diterima dengan baik pada setiap alur film. Oleh sebab itu, film ini bagus untuk dilihat selain syarat akan nilai, dengan melihat film ini yang terpenting adalah pesan-pesan yang disampaikan, sehingga mulai saat ini pemirsa mulai sadar dan mulai tergerak hatinya bahwa diluar sana masih banyak hal-hal yang menjadi PR kita semua. Mencerdaskan anak bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar