“Kita baru akan merasakan betapa indahnya sebuah pertemuan setelah
menembus batas perpisahan. Dan semua yang terjadi dalam hidup ini bukan karena
kebetulan. Tapi Allah lah yang menakdirkannya. Termasuk perjumpaanku denganmu,
keluarga Ahmad Dahlan FIM 15.”
Ya, kita memang tak terlahir dari
satu rahim yang sama. Bahkan kita pun berbeda Agama Suku Ras dan Bahasa. Namun
kita terlahir menjadi keluarga Ahmad Dahlan. Yang harapannya setiap jiwa yang
ada di dalamnya merupakan sosok-sosok pahlawan seperti beliau. Yang berdakwah
baik secara eksklusif maupun inklusif. Bapak pendidikan yang berjuang penuh
keyakinan sedari muda. Dan hingga kini namanya masih harum dikenang bangsa.
Bermula pada sebuah pertemuan di
siang pertama Forum Indonesia Muda 15, Forum Group Discussion 8 yang digawangi
oleh kak Syahrul dan kak Ricky berjalan saling mengikuti bak sederet semut di
dinding sekolah.
Dari jauh kami memandang,
menautkan pada sebuah tujuan. Ya sebuah tempat yang akhirnya kami jadikan
Basecamp Ahmad Dahlan. Pilihan yang tepat untuk kami ber-14. Sebuah tempat
dimana ada bangku panjang di setiap
sisinya. Dikelilingi rindang pohon yang mengundang sepoi angin. Mengirimkan
aroma kesejukkan yang mendamaikan hati-hati penerus Ahmad Dahlan. Dan suasana
seperti itulah yang menemani diskusi kami saat outdoor.
Malu-malu tapi mau. :D mungkin
agak aneh istilahnya. Tapi ya memang begitu awalnya. Kelihatan masih malu-malu.
Namun ketika sudah saling kenal, ketahuan deh hampir semua yang ada di diri
kami. Mulai membaur satu sama lain. Tentunya masih dalam konteks penjagaan diri
dari hati masing-masing. Apalagi
kebanyakan dari kami adalah ikhwah. Hehe J
Tegur sapa, canda tawa, gurauan,
bak kicau burung yang riang terdengar di telinga. Begitulah aku membahasakan
kebersamaan Ahmad Dahlan yang pertemuannya bisa dihitung jari. Namun bagiku,
singkatnya pertemuan itu cukup untukku mengerti bagaimana Ahmad Dahlan. Cukup
untukku membahasakan rasa bahagia bisa mengenal kalian. Dan cukup untukku menuliskan
bagian sejarah hidupku bersama kalian : Kak Syahrul, Kak Ricky, Kak Ferly, Kak
Rangel, Kak Sapto, Dek Fano, Kak Syarif, Kak Luqman, Kak Anti, Kak Vita, Kak
Hilda, Kak Nina, dan Kak Rendi.
Teringat saat malam terakhir
merumuskan KOMPASS, simfoni karya Ahmad Dahlan yang kemenangannya tertunda. Begitu
lelah dan jenuh itu sangat terasa. Detik pun kian bertambah, hingga tak sadar
telah melampaui batas waktu yang
diberikan panitia. Antara memaksakan jadi
dan bayangan empuknya kasur, ditambah beberapa panitia silih berganti
mengingatkan. Akhirnya kami lipat peta konsep KOMPASS untuk dilanjutkan di
kamar. Dan yang rela waktu istirahatnya
dipangkas untuk melanjutkannya dan membuat ppt adalah kak Vita dan kak Nina. Hehe, maaf ya kak kemarin aku tidur duluan, kagak
nahan kakak :D
Meskipun hanya masuk 5 besar.
Bukan berarti simfoni karya kita buruk. Melainkan Allah memberikan kesempatan
untuk menyempurnakan ide-ide kita untuknya. Meskipun tidak direalisasikan
sebagai simfoni karya FIM 15. Kita bisa merealisasikan mulai dari diri kita
masing-masing. Kan setiap kita punya limbah/sampah kertas kan? Masalah
pengolahan gampang. Tar tutoril ke aku ? :D Lagipula bukankah sebuah perubahan
yang besar, dimulai dengan melakukan perubahan kecil? So, marilah kita mulai
merealisasikan dari kepedulian dan kreatifitas kita masing-masing.:)
Suasana FGD saat dua malam
berturut-turut itu pun masih terbawa hingga ke Surabaya. Betapa serunya
menuliskan mimpi. Membayangkan mimpi itu satu per satu kita capai. Hingga
sepuluh tahun ke depan kita sudah berhasil melakukan apa saja dan menjadi apa
yang kita inginkan dulu. Adalah sebuah kebahagian tersendiri ketika diminta
menuliskan surat yang ternyata ditujukan untuk kita sendiri. Awalnya bingung,
mau nulis apa. Ketika dapat kalimat pertama. Alhamdulillah kalimat seterusnya
mudah. Hingga selesai lah surat yang ketika itu pengirimnya adalah adik
seperjuanganku, Salsabila Nadhifa (bukan
nama sebenarnya). Kebingungan berlajut ketika kita diminta untuk mengambil
satu undian. Dan ternyata tebakanku benar. Orang yang namanya tertuliskan di
kertas yang kita ambil adalah orang yang akan mengirimkan surat kita 10 tahun
mendatang.
Banyak tools yang diberikan panitia untuk mengorek seberapa dalam kita
memahami materi yang kita dapat melalui FGD. Salah duanya adalah daftar mimpi
dan surat 10 tahun mendatang tadi. Ada juga Rumahku surgaku: yaitu kita diminta
merumuskan sebuah konsepan keluarga ideal beserta kriteria suami/istri ideal
kita. Sempat pada suatu sesi kita diminta menuliskan 5 kelebihan dan 5 kekurangan
Indonesia. Kemudian kita pilih yang TER. Dan untuk yang TER pada kekurangan.
Kita diminta untuk menuliskan kontribusi apa yang mungkin bisa kita berikan
untuk mengatasi kekurangan tersebut. Yang disebut dengan game: Aku untuk Bangsaku. Dan ketika itu aku
menyoroti tentang PENDIDIKAN.
Sesi berkesan selanjutnya adalah
sesi sarapan bersama dan tukar kado. Ya meskipun sedikit kecewa karena waktu
yang tak bersahabat dengan kita. Terlalu
cepat sih!!! Hehe Jadi nggak bisa bercerita banyak tentang Kesan-kesan
selama di FIM 15. Sempet bingung ketika ditanya alasan apa yang membuat kita
memilih kado yang kita bawa. Aku jawab aja alasan cinta. Habisnya sudah ga ada
stok kata-kata sih. Semua berasa hilang ketika Kak Syahrul dengan hati-hati
memotong ceritaku. Namun tak apa, tak mengurangi sedikitpun jatah berceritaku
melalui tulisan. Aku masih bisa menuliskannya sebanyak dan sepanjang yang
kumau. J
Teruntuk ke-12 penerus Ahmad
Dahlan: “Sejatinya, taman tak pernah tersenyum jika langit tak menangis. Biarkanlah
tetesan-tetesan bening di setiap taman hatmu mengalir menjadi arus semangat
yang bermuara pada samudera kesabaran. Dan itulah awal kedewasaanmu.”
Teruntuk Kak Syahrul dan Kak
Ricky: “Terimakasih telah membimbing dan
menemani diskusi kami. Terimakasih telah menyumbangkan warna-warni tersendiri
dalam melukiskan pelangi kehidupanku.”
Special buat Kak Vita: “Minta tolong FD saya segera dikirim ya kak
:D FD satu-satunya itu. hehe”
kebersamaan terakhir yang berhasil terekam sebelum kembali ke daerah masing-masing :) |
di tengah persiapan UTS pekan depan
21.56 l 05 Nopember 2013
@Ruang Tamu RJ 1011
@IPSempurna
*risk*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar