damai dalam hening, sejuk dalam sepoi, anggun dalam sederhana |
Meneladani sang pembuat jejak, Danang A. Prabowo, penulis buku
best selling, Ahmad Rifa’i Rifan, dan kakak-kakak PPSDMS Nurul Fikri yang
men-visualisasikan mimpi mereka melalui tulisan dan video. Aku pun jua
demikian. Menjadi seorang mentor adalah mimpiku yang ke-30.
Malam itu, entah aku seakan melupakan waktu. Namun tak
sedikitpun aku melupa akan kenangan di dalamnya. Di manarul ilmi serambi timur.
Disaksikan oleh malam yang semakin jelita dengan guratan sabit sang rembulan,
dan sedikit gemerlap bintang yang sekali-kali mencuri pandang. Ya, saat itu
adalah perpisahan mentoring wajib. Mentorku membacakan nominasi-nominasi
ter-apapun menurut beliau. Menanyakan kesan dan pesan kami terhadap mentoring
dan terhadap mentor. Merekomendasikan kami untuk mengikuti mentoring lanjutan,
dan terakhir “Apakah ke depannya adek-adek ingin menjadi mentor? Beri alasan!”.
Kuhela napas, ku tengadahkan wajah menatap langit. Kuhela napas kembali,
kupejamkan mata, lalu melepas senyum. Dalam hati kubersua,” yes, may be it’s the way i reach my dream”
Sang mata pedang begitu tajam memangkas tahun pertamaku, begitu
cepat mengantarku ke tahun dimana sangat berpotensial untuk menyalurkan
kontribusi ke KM ITS. Ya, Ajang belajar bagi seorang pembelajar sepertiku.
Seluruh unit kegiatan di ITS melakukan rutinitas tahunan, yaitu open
recruitment staff baru. Namun yang satu ini special. Open recruitment mentor its.
Sebenarnya belum mau mendaftar. Masih merasa sangat belum siap menengok diriku
yang masih belum bisa menjadi tauladan yang baik. Ketika itu aku berpikir menjadi
seorang mentor haruslah perfect, banyak hal yang harus diketahui, cerdas,
pandai memanajemen waktu, komunikatif, dll. Ya, kurang lebih memang harus
begitu. Tapi kemudian aku berpikir pula, semua itu ada tahapan pembelajarannya.
Tidak mungkin setiap mentor memperoleh kemampuan itu semua dalam waktu yang
singkat. Insyaallah dengan modal semangat belajar, para mentor pasti akan
bersungguh-sungguh dalam menaikkan kapasitas dirinya, sekali lagi, untuk tujuan
pengembangan potensi berdakwah. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau nunggu
siap, kapan aksinya? Pada intinya jangan jadikan "Ketidak-siapan"
kita atau "Ketidak-mampuan" kita mementor sebagai alasan untuk
melarikan diri dari "Tugas" mulia ini! So, budal! Hajar! Allahu
Akbar!!!
Ya, menjadi mentor memang bukanlah segalanya, tapi dari menjadi
mentorlah segalanya berawal. Perlu kita ketahui bahwa mentor adalah salah satu
bentuk kaderisasi dua arah yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan
da’iyah seorang kader. Proses kaderisasi dua arah ini sangat diharapkan dapat
dilakukan oleh semua kader, bagaimana seorang kader dakwah bisa melakukan
aktifitas tarbiyah dan dakwah secara bersamaan. Oleh karenanya sangat perlu
mempraktikan kader menjadi mentor sejak dini dan berkelanjutan. Pada saat mentor
menyampaikan materi, secara tidak langsung mentor juga belajar untuk memahami
kembali materi yang ada. Orang bijak pernah berkata, “ketika Anda bisa
mengajarkan sesuatu kepada orang lain, maka Anda berarti telah memahami sesuatu”.
Nah, dari kalimat itu dapat disimpulkan bahwa seoarang mentor tentunya akan
menyiapkan dirinya dengan baik. Tidak terkecuali denganku.
Menjadi seorang mentor memang tidak semuanya mau. Bukan karena kurang
banyak ilmu, tapi takut kalau nggak bisa jadi role model bagi mente, dalam segi
berpakaian, berpikir, berbicara, bermuamalah, ibadah, dan lain-lain yang
mungkin dianggap “wow” oleh adek-adek. Ah, itu mah akal-akalan setan saja atau
teriakan si hawa nafsu yang melarang kita menjadi mentor. Agar kita bisa asyik
melakukan kelalaian-kelalaian tanpa rasa malu. Hingga bisa beralibi, “kan gue
nggak punya adik mentor, jadi bisa ngelakuin apa aja”. Nah, lho, nggak dewasa
banget kan?
Trus ada yang bilang, takut nilai akademiknya terganggu, jadi
menurun, bla bla bla. Ah, itu juga akal-akalan setan, justru dari menjadi
mentorlah banyak yang prestasi akademiknya meningkat tajam. Ya, siapa yang
tahu, adik mentor kita dalam heningnya di 1/3 malam mendoakan segala kebaikan
kita, salah satunya bagus nilai akademik.
Yang sudah jadi mentor pun, kadang masih canggung. Ada banyak
perhelatan dalam hatinya yang terkadang menyurutkan niatnya untuk
meng-istiqomahkan mentoring secara benar. Padahal tidak ada masalah yang tidak
bisa diatasi. Ketidak pahaman materi misalnya, bisa diselesaikan dengan membaca
buku referensi yang tepat, misalnya buku Satriya Hadi Lubis tentang Menjadi
Pementor yang Baik, selain itu buku Pemahaman Diniyah dan Wawasan Umum perlu
juga kita baca, ditambah lagi sudah adanya buku panduan mentoring yang
tersedia, permasalahan komunikasi bisa di selesaikan dengan latihan berbicara
dari lingkungan yang kecil, mungkin dimulai dari depan satu orang, lalu lima
orang, dan seterusnya hingga ada keyakinan pada diri untuk berbicara, atau
mungkin berbicara di depan cermin , di atas kendaraan juga dapat menjadi media
untuk latihan tambahan. Ketidak percayaan diri juga bisa dibantu dengan mencoba
berfikir secara positif serta memandang kelebihan diri sebagai sebuah
keunggulan. Untuk kekhawatiran tidak dapat menjalankan amanah akan apa yang
disampaikan, anda bisa mentekatkan dalam diri bahwa setelah anda menyampaikan
sesuatu, maka anda kan langsung menjalankannya. Simple kan?
Menjadi mentor idaman.
Mentor mana yang nggak mau, coba?
Kalau artis-artis saja
semangat buat jadi top artis dunia, kita yang sebagai muslim, harus lebih
bersemangat untuk menjadi mentor idaman. Masa nggak mau jadi top role model di
dunia per-mentoring-an? Minimal buat pribadi kita lah.
Untuk menjadi mentor
idaman, tentunya tidaklah mudah. Namun percayalah, bahwa semua akan mudah atas
ijin Allah. Ketika kita bingung memulai mentoring? Atau lupa sama materi yang
akan disampaikan? Mungkin bisa dicoba beberapa tips berikut. Walaupun cuma
tausiyah ringan tapi bisa dicoba di lapangan.
Before
Action
Apa yang harus
disiapkan sebelum mentoring?
Sebenarnya sudah sangat jelas bahwa mentoring bertujuan untuk
mengenalkan dan membina mahasiswa agar menjadi individu muslim yang berakhlak
Islami, menjadi pendukung dakwah Islam dan menjadi penyebar dakwah di kampus
dan masyarakat. Trus gimana caranya ?
Kalau tujuan mentoring seperti itu, maka perubahan yang harus
kita lakukan terhadap mente adalah perubahan perilaku, akhlak, dan fikrah
keIslamannya. Artinya, kita harus mempersiapkan kekuatan maknawiyah (keimanan)
sebelum terjun ke medan perang tarbawi ini. Biasakan untuk mengawali persiapan
dengan tilawah agar perkataan kita diberi ‘bobot’ oleh Allah SWT, karena allah
yang Maha membolak-balik hati hamba-hamba-Nya. Juga jangan lupa shalat malam
sehari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan persiapan ruhiyah yang cukup, lidah
kita tidak kelu saat memberi materi mentoring. Trus apalagi persiapannya?
Persiapan
materi.
Saudaraku, ingatlah bahwa seluruh ucapan kita harus berlandaskan
dengan ilmu. Bobot perkataaan kita juga akan bernilai jika didasari dengan
referensi-referensi Ilahiyah dan pemikiran para pakar-pakar dakwah. Lebih bagus
lagi kalau referensi yang disarankan juga kita baca. Tapi jangan lupa, jadilah
mentor yang menyenangkan, jangan terkesan menggurui. Tips lainnya? Supaya
persaudaraan kita dengan adik mentor tambah erat, sudah selayaknya sebelum
mentoring kita mengingatkan adik-adik mentor untuk datang pada saat mentoring.
Jika ternyata adik mentor beralasan
tidak bisa hadir, maka pastikan alasannya syar’i. Dan tetap berikan simpati yang baik sambil tetap
memberikan tausiyah yang memperkokoh ikatan persaudaraan dengannya.
At
The Battle
Berikut ada beberapa
tips singkat saat ’pertempuran’ itu berlangsung :
Sambut saudaramu dengan
senyuman yang tulus. Senyuman yang penuh dengan rasa cinta fillah, kemudian
ulurkan tanganmu, jabat tangannya dengan penuh kehangatan. Jangan malu untuk
menunjukkan kehangatan ukhuwah. Kesan pertama bagi adik sangat menentukan
proses mentoring selanjutnya. Ingat saudaraku : “Tak ada kesempatan kedua untuk memberikan kesan pertama”
Lakukan pembukaan
(tahmid, shalawat, basmalah, tilawah).
Lakukan warming up
(kalau memungkinkan) yaitu dengan menulis cepat harapan selama mentoring
setelah diberitahukan topik mentoring, setelah itu lakukan review hasil menulis
cepat.
Lakukan review materi
sebelumnya, jawab pertanyaan jika ada yang bertanya.
Selalu ingatkan adik
agar bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan Islam, karena orang Islam
akan dijamin masuk surga, bersyukur bahwa kita dilahirkan dalam keadaan sehat
dan ingatkan bahwa beberapa implementasi dari bersyukur adalah ibadah yang
benar, menuntut ilmu dengan benar.
Manfaat
ukhuwah Islamiyah.
-
Tanyakan bagaimana kondisi adik-adik.
-
Sampaikan materi inti.
-
Menanyakan hajat satu persatu dan
didoakan bersama-sama satu persatu. Misalkan masalah diniyah, kuliah, keluarga
atau keseharian di kampus, bahkan permasalahan remaja sekalipun (curhat).
-
Pernyataan cinta fillah.
Bersalaman-berpelukan kalau perlu pernyataan cinta fillah.
Eits, ndak cukup dengan itu, kita juga harus membangun citra kredibilitas.
Karena mentor tidak sekedar penyaji materi, namun lebih dari itu, mentor ibarat
guru kehidupan bagi mente.
Membangun citra kredibilitas apa untungnya?
Dengan membangun kredibilitas maka seseorang akan lebih
tertarik untuk mentoring, performa oke dan memikat, juga penuh wibawa. Percaya itu naluri. Karena dipercaya
mente adalah sebuah kebutuhan tersendiri buat mentor. Untuk menambah wibawa, seorang
mentor harus menambah ilmu agama kita. Karena mente-mente kita mengupdate
informasi dari semua media. Kita juga harus menambah pengalaman dengan membina
kelompok mentoring secara kontinu. Karena dari situ kita bisa banyak belajar
dari kesalahan. Kemudian hafalkan beberapa ayat dan hadist favorit untuk menguatkan
argumen. Katakan, TIDAK TAHU, bila memang tidak tahu. Tapi ngomongnya juga
harus penuh wibawa, dalam konteks tawadhu', ngeles-ngeles dikit juga gpp
lah..:). Kemudian berbagilah informasi eksklusif, karena tidak semua mentor
dipercaya. (ex; di kampus ini tu ada ...
, rencananya saya ngajakin rujakan di... , pokoknya seolah-olah eksklusif. tapi
jangan sampekan hanya pada satu mente.). Selain itu, gunakan ketrampilan
khusus yang dipunyai (ex: nasyid, visualisasi
video, film, presentasi, gambar, tulisan, sholawatan, puisi, dll). Dan yang
TERPENTING, jangan mau di upah oleh mente. Karena akan membuat rasa sungkan. Jika
kita meneria, berarti kita “geleman”. Padahal mentor itu beda dengan mubalek. Tahu
kenapa? Karena mentoring itu mengubah dari tahu menjadi fikroh, dari mengerti
menjadi gaya hidup. Mentoring menyajikan hati, dari hati itu Allah menghadirkan
hidayah yang membukakan pintu-pintu hati mente. #insyaAllah. Selanjutnya,
seorang mentor harus bisa menampilkan yang terbaik di dalam (hati), so, kita
harus punya kaidah-kaedah tertentu. Selanjutnya yang SPECIAL, seorang mentor
harus menjadikan zuhud sebagai
teladan.(sederhana, tidak melebihkan apa yang sudah cukup), “dan rasul adalah
sebaik-baik zuhud”. Maka dapat
disimpulkan seorang mentor harus meneladani Rasulullah SAW. Seorang mentor juga
harus bersikap hati-hati (wara') saat
berpendapat. Karena setiap ucapan kita diikuti oleh mente. Dan yang terakhir, menjaga
iltizam dalam janji. So, budayakan ONTIME!!!
Selain yang kupaparkan di atas, penting bagi seorang mentor
untuk belajar filosofis dan ilmu-ilmu pendidikan modern. Mengapa? karena pada
dasarnya mementor adalah pekerjaan mendidik.
Saat Rasulullah diberi
kewajiban menyebarkan wahyu, yang dilakukannya adalah mendidik. Saat Hasan
Al-Banna senang sekali mengajarkan orang lain, di kafe, di bis, di jalan, yang
dilakukannya adalah mendidik. Termasuk juga Rahmat Abdullah termasuk ke dalam
pendidik ulung yang mampu menghasilkan pendidik-pendidik baru. Sejauh apa kita
bisa menjadi pendidik yang baik, sejauh apa pula kita belajar menghayati lebih
jauh tentang filosofis pendidikan. Baik makna pendidikan secara umum (dalam
KBBI) dan secara khususnya pendidikan islamiyah (tarbiyah islamiyah). Meski
sebagian orang mendikotomikan keduanya, namun pada dasarnya penghayatan kepada
kedua hal tersebut berasal dari filosofis yang sama : Belajar Seumur Hidup
a.k.a Continuos Improvement a.k.a Tarbiyah Madal Hayah.
Kondisi zaman yang telah berubah, menyebabkan pola-pola
konservatif tidak bisa digunakan lagi. Itulah mengapa para mentor harus mencari
cara baru agar para mentee lebih bisa tertarik belajar Islam dengan semangat.
Jangankan untuk tertarik, yang paling awal adalah : bagaimana para mentee mau
datang? Dengan itu, kreativitas dan paradigma baru tentang membina harus
diperbaharui sesuai dengan karakter orang-orang masa kini. Namun, saat kita
menyadari bahwa kreativitas dan paradigma yang baru, tanpa dibekali dengan
pengetahuan dengan metode yang baru/modern pula, maka cara yang pada akhirnya
digunakan adalah cara-cara yang lama. Yang pada akhirnya, meskipun teknis
bukanlah segalanya, saat ini kita juga harus belajar teknis modern sesuai
dengan teori pendidikan modern. So, siap
mengamalkan? # Budal, Hajar, Allahu Akbar!!!
REMINDER!!!
Rambu-rambu silang yang
harus dipatuhi oleh seorang mentor ketika mentoring:
-
Hati-hati dengan bau mulut dan bau
badan! karena bisa menghilangkan keberkahan.
-
Jangan banyak mengeluh di depan mente.
-
Jangan berlebihan dalam bercanda.
-
Jangan suka mengumbar kemarahan
(kalaupun harus marah, marahnya harus mendidik).
-
Jangan menjelekkan mente di depan mente
lain.
“mente harus di ibaratkan sebuah mutiara yang
kecemplung di selokan.”, karena betapapun itu mutiara tetap mutiara, dan kita
sebagai mentor wajib menjadikan mutiara itu kembali ke dalam kotak kaca nan
indah.
-
Jangan menegur di hadapan umum.
So, pada INTI-nya mentor
idaman adalah dia
yang menguasai ilmunya, punya
bekal psikologi SDM, penuh keikhlasan, penuh kasih sayang dan berkorban untuk yang dididik, sebelum dan sesudah memberikan ilmu haruslah
berdoa (terhubung dengan Alloh, mantab ibadahnya, jos
rukiyahnya).
So, SEMANGAT akhi, ukhti. Jangan tunggu diberi, tapi kita harus mencari. Kesalehan
pribadi ini harus segera menjadi kesalehan sosial… budal, hajar, Allahu Akbar!!!
Di
kolong langit
Surabaya,
10 Desember 2012
Referensi:
Pengalaman Pribadi, Bingkai Kehidupan Ridwansyah Yusuf, Mohammad Reyzha
Kusuma’s statement in the 1st material on the 3rd SekMen ( http://generasijihad.blogspot.com/2012/12/materi-1-sekmen-3.html,)
Oleh:
Riskha
Tri Oktaviani
085730220329
Staff
Media FORSIS ITS
-semoga
manfaat-
keche ka :D musti bnyak berguru nih keknya
BalasHapussangat bermanfaat.. terimakasih..
BalasHapus