Aktivis
atau saya lebih suka menggunakan kata Mujahid/ah ato Jundi/Jundullah. Kenapa?
Karena kata itu mengandung makna yang ‘sesuatu’ banget. Lebih menggugah jiwa
untuk berjuang, kekuatannya lebih kerasa, melahir dan menumbuhkan rasa kepemimpinan.
Seorang mujahid/ah, tak hanya berbuat sesuka hatinya, tapi semua kegiatannya,
dalam skala ‘ecek-ecek’ hingga yang ‘extra-ordinary’,
berafiliasi kepada Islam. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa belajar taat
pada qiyadah selama itu dalam
kebaikan, dan orang-orang yang luar biasa keras usahanya untuk lapang dada,
berjiwa besar, visioner dan mengenyampingkan ambisi pribadi. Sehingga mereka
mampu belajar banyak dari setiap amanah yang dianugerahkan padanya, mereka tak
pernah berhenti untuk terus mencoba bertanggungjawab, dan tentu saja, mereka
adalah orang-orang yang sangat memperhatikan kualitas dari setiap proses yang
dijalaninya.
Sekolah,
kampus, dan semua perangkatnya adalah laboratorium kehidupan. Disinilah kita
belajar mempraktekkan hidup itu sendiri. Tentang diri kita, tentang orang
disekitar kita, tentang tanggungjawab, tentang visi misi, tentang ideologi,
tentang masa lalu dan masa depan. Bahkan lebih luas dari semua itu.
Jadi,
gimana caranya jadi aktivis prestatif? Kalo jawaban simple saya, belajarlah
menjadi Mujahid/ah! Tidak hanya aktivis.
Sekalipun
sibuk di organisasi, punya banyak jabatan, punya banyak pekerjaan, jadilah
mujahid/ah dalam setiap aktivitas itu. Apapun peran kita dalam kehidupan ini,
belajarlah untuk bersungguh-sungguh menjalaninya. Mulai dari niat yang
sungguh-sungguh hanya untuk Allah, sampai pada aksi-nya nanti.
Nah,
berbicara mengenai aksi, maka saya sangat terinspirasi dengan tiga ayat
Al-Qur’an ini:
“Hai orang-orang
mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu.” (QS. 47:7)
Sesungguhnya Allah
pasti menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)
Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111)
Allah
itu Maha Kuasa, nggak pernah tidur. Mulailah segala sesuatunya dengan niat yang
lurus. Yang nyuruh berdakwah siapa? Allah kan? Maka Allah nggak akanpernah
me-nyia-nyia-kan kita. Jikalau sering bentrok antara jadwal aktivitas dakwah
lembaga dengan aktivitas dakwah kuliah/sekolah, maka buatlah strategi, pahami
konsep PRIORITAS. List aktivitas dalam beberapa kategori, misalnya: sangat
penting, penting, kurang penting dan tidak penting. Itu adalah bagian dari
ikhtiar kita, serahkan saja hasilnya pada Allah.
Trus,
kapan waktu belajar seorang mujahid/ah?
Kapan
saja juga boleh. Dimana saja juga bisa, asal bukan di tempat maksiat.
Ketika
nungguin rapat, nungguin temen pas janjian, ketika sambil jalan, ketika
sarapan, ketika makan siang, ketika di angkot, kapan saja ada waktu yang bisa digunakan
untuk belajar. Intinya, biasakanlah belajar dimanapun, ajak hati kita berdamai
dengan sikon dan ciptakan suasana seperti yang kita inginkan. Pastinya ini
butuh perjuangan. Temukan gaya dan cara belajar kita sendiri, jadi kita gampang
men-setting sikon sesuai dengan apa
yang kita merasa nyaman dengannya, tapi jauh lebih penting dari itu, kita jadi
gampang nyetting hati kita sendiri
dalam sikon apapun.
Juga
hal penting lainnya adalah, MIND MAPPING. Mesti pinter mengkotak-kotakkan
masalah di peta otak. Kapan saatnya disimpan (nggak dipikirkan), kapan saatnya
dibuka (dipikirkan). Berhentilah untuk membawa masalah pribadi ketika kuliah/sekolah,
berhentilah membawa masalah kuliah/sekolah ketika diluar aktivitas kuliah/sekolah.
Pelajari dan biasakanlah, pasti bisa!
Kemudian,
milikilah scheduled time dari bangun
tidur sampai tidur lagi.
Dan
TERBUKA lah pada siapa saja. Dalam artian, terbukalah untuk diajak diskusi,
bersedia untuk dijadikan tempat bertanya, bersedia membantu kalo ada yang
membutuhkan, sesempit apapun jadwal kita, ato sesepele apapun pertanyaannya.
Karena ilmu itu sifatnya dinamis, dan sesungguhnya itulah cara Allah untuk
mengganti kuliah/sekolah kita. Dan tentu saja, terbukalah dalam menerima ilmu
dari siapa aja, yang penting ‘isinya’. Hehe. Wajib bagi-bagi ilmu. Tapi kalo
ujian, HARAM buat contek-contekan , juga termasuk pengertian terbuka dalam
membina hubungan baik dengan siapapun juga. Jadilah TRENDSETTER di tengah
teman-teman, sehingga kehadiran kita ditunggu-tunggu dan ketiadaan kita terasa
sangat berpengaruh bagi mereka, termasuk juga para dosen/guru.
selalu ingat Allah dimana pun dan kapan pun itu...^^ |
Milikilah
VISI dan MISI kehidupan! Karena itulah yang memberi rasa, membantu kita memilih
satu diantara sekian plihan yang tersedia. Itulah yang mengingatkan dan memberi
‘nyawa’ dalam setiap aktivitas kita. Alangkah lebih baik lagi, visi hidup kita
benar-benar ada kaitannya dengan Allah SWT. Nah, akhirnya lahirlah motto hidup,
yang ngasih kita inspirasi dan menjaga ke-orisinilitas-an visi misi kita.
Misalnya, motto hidup saya, Karena Allah. Hehhe, terlalu simple ya? Tapi menurut saya itu sudah ‘sesuatu’.
Satu
hal yang paling penting adalah, RUHIYAH. Jaga slalu! Utamakan! Prioritaskan dan
berjuanglah untuk slalu bisa memanja merayu pada-Nya. Inilah sebaik-baiknya
prestasi . Semuanya mudah bagi Allah. Jadi, kembalikan semua pada-Nya.^^
#Semangat_Menjadi_Aktivis_Prestatif_&_Kontributif
Kolong Langit l 22.38 l 15 Ramadhan 1434 H
*risk*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar