Apa kabar hati? Masihkah ia embun? Menunduk tawadu’ di pucuk daun. Masihkah ia karang? Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian kehidupan. Apa kabar iman? Masihkah benderang menerangi kehidupan. Apa kabar mimpi? Masihkah kau diperjuangkan dengan segala sasaran, resiko, dan konsekuensi demi teraihnya tujuan hidup yang sempurna.Ya, siapa yang tak menginginkannya. Antara hati iman dan mimpi yang saling selaras. Berbicara soal mimpi, pastilah tiada berbatas. Siapa yang tak pernah bermimpi? Siapa yang tak punya mimpi? Hmmm, kurasa tak ada seorangpun di dunia ini yang tak pernah bermimpi, juga tak punya mimpi. Mimpi adalah segala sesuatu yang kita inginkan, segala sesuatu yang ingin kita coba, segala sesuatu yang ingin kita miliki, segala sesuatu yang ingin kita capai, segala sesuatu yang ingin kita beri, dan segala sesuatu yang ingin kita korbankan.
Sebagai hamba Allah yang
selalu berusaha menggapai cintaNya, selalu mengharap kasih-sayangNya, selalu
ingin memperoleh ridhaNya, kita harus selalu berjalan di jalan cintaNya. Jalan
cinta para pejuang islam melalui dakwah-dakwahnya yang mengakselerasi umat.
Namun perjuangan itu tak semudah lidah
bersilat, pasang surut semangat, juga langkah para pejuang dakwah kian terlihat. Kita lihat saja seberapa banyak
yang bertahan dalam jalan dakwah. Yang semestinya jalan itu ramai diperjuangkan
umat. Kita rasakan saja seberapa pesat putaran roda dakwah, sama sekali tidak
melebihi putaran roda iptek yang terus berkembang sesuai zaman.
Sebagai mahasiswa yang
berpendidikan, alangkah indah jika pendidikan itu dihiasi dengan iman, ditemani
dengan dakwah-dakwah untuk menebar kebaikan yang diajarkan Rasulullah SAW
kepada kita. Sebagaimana janji kita dulu kepada Sang Pemilik Nyawa kita, bahwa
kita senantiasa akan bertaqwa kepadaNya. Meskipun ujian demi ujian datang
bertubi, meskipun jalan itu tak semulus kulit putri, meskipun suasananya tak
seteduh ketika berada dibawah pohon yang rindang ,kita harus tetap bertahan.
Memang susah, tapi beginilah hidup, dan begini pula jalan dakwah.
Tidak perlu takut berdakwah,
karena sesungguhnya berdakwah itu adalah berbagi ilmu, berbagi pengalaman, dll.
Bukankah berbagi itu indah? Bukankah dengan berbagi itu kita akan memperoleh
kebahagiaan yang hakiki? So, mari berlomba-lomba untuk meraihnya. Kita mulai
dari ranah yang terkecil dan terdekat saja. Maka lambat laun pasti akan meluas
ke ranah yang lebih besar.
Di zaman abu-abu yang
mendekati hitam ini, kita harus pandai-pandai memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kita
harus bergerak untuk menggagas dan membangun
peradaban melaui dakwah. Agar terwujud masyarakat madani. Maka dari itu,
para pejuang dakwah harus memiliki motivasi dan semangat yang tinggi untuk memecah kesunyian di jalan dakwah
dengan gerakan-gerakan dakwah yang bisa membawa umat muslim terlepas dari
jeratan syetan yang mengikat kuat, hingga selaras berjalan menuju jalan yang diridhoiNya. Para pejuang dakwah harus bisa
mengubah pandangan berpikir orang bahwa syar’i itu bukanlah sesuatu yang kolot
dan kampungan, tapi itulah gaya hidup umat muslim yang harusnya terus
berkembang meskipun masa yang mengikutinya berubah-ubah tak jelas.
Maka dari itu, untuk
saudara-saudaraku se-FMIPA, “jika mereka
bertanya padamu tentang semangat, jawablah bahwa bara itu masih tersumat dalam
dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu! Bahwa matahari itu masih
terbit dari hatimu! Bahwa letupan itu siap meledak dalam duniamu! Katakan itu
pada mereka, orang-orang yang ragu akan kemampuanmu. Karena mimpimu saat ini
adalah kenyataan untuk esok. ( Hasan Al-Banna )”. Dan Katakanlah, “ Bara Dakwah itu Masih Tersumat dan Akan Terus
Tersumat di Dada FMIPA”. ^^
(
Hidup ini adalah untuk berbuat sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima
sebanyak-banyaknya.
As
simple as you want- Riskha Tri Oktaviani
1311100031)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar