- Sabtu, 25 Mei 2013

Membangun Semangat Dakwah Maba #MenyambutSALAM1314


“Kalian adalah ruh baru yang mengalir di jantung ummat ini, lalu menjadikan jantung itu hidup dengan Al Qur’an, kalian adalah cahaya baru yang bersinar, lalu mensirnakan kegelapan materialisme dengan ma’rifatullah, kalian adalah suara yang bergema dan meninggi yang memantulkan kembali seruan Rasulullah saw …”
bialah api semangat itu terus menggelora membersamaimu, 
Sebagai mahasiswa baru, atau yang sering disebut maba, kami ibarat ruh baru yang hadir di tengah keluarga mahasiswa. Karena kami baru saja terlahir sebagai mahasiswa. Maka perlulah membangun kecintaan kami  terhadap dakwah sedari maba. Menanamkan semangat dakwah yang terus membara dalam dada kami hingga bisa menjadi kader dakwah yang amanah.
Kader adalah aset yang mahal dalam sebuah tatanan organisasi. Dalam dakwah tanpa adanya kader, maka dakwah tidak akan mungkin mendapatkan keberhasilan. Keberhasilan itu tidak dicapai hanya dengan satu orang saja, akan tetapi keberhasilan itu dicapai oleh sebuah team yang solid. Bukan superman melainkan superteam. Maka dari itu, agar kami tetap dalam suatu tim yang kokoh ukhuwah harus terikat kuat.
 Untuk mengikat ukhuwah kami, sekaligus membangun semagat dakwah kami. Sebenarnya LDK sudah punya event-event yang bisa membangun semangat dakwah kami. Yaitu mentoring, acara sambut maba (kalau di ITS disingkat SALAM-Sambut kenAL Akrab Mahasiswa baru), Islamic Training dan event-event lainnya. Ketika pertama masuk kuliah, kami juga disuguhi dengan training ESQ. Dimana training ESQ itu setidaknya menyadarkan kami akan cinta pada Allah dan Rasululullah.
Dari situlah awal mula semangat yang tak pernah kukenali sebelumnya ini muncul. Semangat yang entah disebut semangat apa. Tapi yang pasti semangat ini membuatku ingin selalu mendekat pada Sang pemilik diriku. Semangat untuk selalu berada pada jalan cinta para pejuang (dakwah) yang mengharu biru. Mungkin karena lingkunganku juga menyerukan semangat (dakwah) itu. Sehingga secara akselerasi  api semangat (dakwah) itu tersulutkan padaku.
Sejak menjadi mahasiswa baru, yang pertama kali kukenal adalah aktivis dakwah. Aku pun menginap di kontrakan muslimah, yang kesemuanya adalah aktivis dakwah. Aku diperkenalkan dengan rutinitas membaca al-ma’tsurat bareng dan taujih ataupun membaca sirah nabawi secara bergilir setiap bakdha subuh. Hal tersebut membuatku save. Dan perlahan-lahan mengubah diriku yang semula masih memakai celana jeans menjadi memakai rok setiap hari. Yang semula hijabku ala kadarnya menjadi benar-benar berhijab yang sesuai aturan agama. Dengan memakai hijab yang benar, secara tidak langsung kita berdakwah kepada muslimah-muslimah yang belum berhijab.
Saat masih maba. Aku sudah banyak dikenalkan dengan mbak-mbak ADK. Aku sering diajak ke kajian-kajian oleh mereka. Dengan pemateri-pemateri yang luar biasa menginpirasi. Memberikan motivasi-motivasi pada kami yang notabene masih bayi di dunia kampus. Mungkin itulah kenapa semangat (dakwah) ini terbangun.
Semester pertama kuliah. Pastilah masih moment maba. Kami mendapat mata kuliah agama islam yang mewajibkan kami ikut mentoring. Nah,  melalui mentoring inilah semangat (dakwah) ini mulai terpupuk oleh mentor-mentor yang luarbiasa menyamankan dan menyenangkan kami dengan berbagai metode. ( Bisa dibaca di sub-bab menjadi mentor idaman ). Dalam mentoring ini, kami mendapat materi-materi yang bisa membangun semangat kami dalam berdakwah. Setidaknya menginpirasi kami untuk berada dalam lingkaran dakwah. Dan yang paling SPECIAL adalah ketika kami mau terjun menjadi mentor pula. Menyebarkan ilmu yang kami dapat untuk generasi selanjutnya agar roda dakwah ini terus berputar. Ya walaupun tanpa kami pun roda dakwah itu tetap berputar. Namun jikalau kami mengingat QS 47:7, semestinya kami selalu ada dalam setiap putaran roda itu.
Masih menjadi maba. Kami juga mendapatkan sebuah pelatihan yang EXPERT membangun semangat (dakwah) kami. PSI-1. Dengan materi bermanfaat dan pemateri yang luarbiasa menginspirasi. Juga kakak-kakak yang humble membuat kami semakin bersemangat berada dalam jalan (dakwah) ini.
Setelah pelatihan tersebut, kami dilibatkan dengan kepanitiaan event-event LDK, juga berkesempatan magang di LDK. Yang membuat kami belajar banyak hal tentang dakwah. Dan tentunya menjadikan ukhuwah kami semakin terikat erat. Hingga pada akhirnya kami tetap berada pada lingkaran dakwah dengan memegang tanggung jawab di ranah masih-masing. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjalan dijalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS. As saff : 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar