- Senin, 19 November 2012

Recommended 2 !!! #Pray For Palestine

rasakan tangisan mereka,
betapa luh itu nan mengucur di pipi mereka mendapati gentingnya keadaan...
#Save Gaza #Save Humanity

Kau pernah datang dan bertanya padaku, kawan
Tentang sebuah negeri yang jalannya tak lagi rata karena dipenuhi reruntuhan bangunan
Tentang sebuah negeri di mana sunyi yang mencekam selalu menyelimuti hati para ibu
Melihat anak-anak kecilnya merentangkan karet ketapel di hadapan deru mobil bersenjata

Tentang sebuah negeri yang telapak kaki para gadisnya menjadi merah
Karena darah yang mengalir dari selangkang mereka akibat keperkasaan yang tak mengenal nurani
Tentang sebuah negeri, wanita, lansia, dan anak-anak siap memikul senjata di bahu rapuh mereka
Tentang sebuah negeri, tak ada lagi kicau merdu burung-burung di pagi atau sore hari
Yang ada hanya deru mesin burung-burung besi mengeluarkan kotorannya
Lalu meluluhlantakkan masjid, sekolah, rumah sakit, bangunan pemerintahan, dan harga diri mereka

Tentang sebuah negeri, mandi dan berwudhu menggunakan air yang tidak lagi berwarna jernih
Tapi berwarna merah
Kau tidak perlu mengatakan waw! Karena mereka tidak butuh dikasihani
Tentang sebuah negeri, di mana anak-anak kecil tak lagi berteriak riang saat hujan turun
Tapi teriak ketakutan yang menyayat hati
Karena hujan ledakan, peluru, dan derita itu telah berhasil menguras habis air mata mereka

Tentang sebuah negeri, yang mungkin telah lelah menunggu janji-janji manusia
Menanti keadilan untuk mereka yang selama ini hanya tertuang dalam hitam di atas putih
Tentang sebuah negeri, di mana perjuangan menjadi dermaga rindu bagi kapal-kapal harapan dan do’a mereka yang tak pernah karam

Tentang sebuah negeri, yang seorang bocah meneriakkan sajak pilu
“Ayah, mengapa mereka jauhkan aku darimu?
Mereka menangkapmu tanpa memberi kesempatan
Untuk menciumku meskipun hanya sekali
Atau mengusap ari mata ibu
Ibu, aku melihat air mata di kelopak matamu setiap pagi
Ibu, apakah Ayah akan kembali pada suatu hari
Ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari Kiamat?”

Kau pernah datang dan bertanya padaku, kawan
Dengan air mata yang membasahi pipimu
Dan dengan isak tangis yang menyesakkan dada saat aku mendengarnya

Surabaya, 18 November 2012
(Nanda Iriawan Ramadhan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar