Produser :
Zairin Zain
Sutradara :
Deddy Mizwar
Penulis Skenario :
Musfar Yasin
Durasi :
100 menit
Tahun produksi :
2010
Alangkah Lucunya Negeri Ini adalah
sebuah film yang menceritakan tentang seorang mahasiswa S1 lulusan sarjana
manajemen bernama Muluk yang mencari kerja. Ia tidak segera mendapatkannya sehingga
ia sering disindir calon mertuanya yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak
penting dengan sering membanding-bandingkan dengan tetangganya yang tanpa
pendidikan tinggi akan menjadi calon anggota DPR.
Pada suatu hari, ia bertemu dengan
komet (ketua copet pasar)y yang ketika itu sedang melancarkan aksinya, kemudian
singkat cerita Muluk minta dipertemukan dengan bos copet untuk menjalin kerja
sama, yaitu memikirkan bagaimana cara membuat usaha baru agar anak-anak tidak
mencopet, dengan mendapat imbalan 10 %
dari hasil mencopet mereka setiap hari.
Dengan kerja sama itu akhirnya Muluk
mendapat pekerjan, ia tidak memikirkan bahwa uang yang ia dapat itu adalah uang
haram, yang ia pikirkan saat itu adalah ia akan mendapat penghasilan sekaligus
pahala dengan mengubah pencopet tersebut sebagai pedagang asongan. Ia
memanajemen anak-anak yang notabene tidak pernah sekolah tersebut untuk
mendapatkan pendidikan umum dan agama
sehingga ia mengajak kedua temannya, seorang sarjana pendidikan yang selama ini
juga menjadi pengangguran bernama Samsul dan seorang wanita berpendidikan D3
yang pekerjaan sehari-harinya mengirim sms atau Pos dalam rangka mengikuti
undian berhadiah di TV bernama Pipit.
Dan pada suatu hari Pak Makhbul, Haji
Rahmat, Haji Sarbini berkunjung ke tempat dimana mereka membina adik-adik pencopet
yang budiman, para orang tua tersebut terkejut mengetahui pekerjaan anaknya
yang sebenarnya, pak Makhbul menjadi sadar kalau ternyata gaji yang dihasilkan
Muluk selama ini adalah dari uang haram, akhirnya beliau memutuskan untuk
mengembalikan semua pemberian dari anaknya. Peristiwa serupa juga terjadi kepada Pipit. Dari kejadian itulah, akhirnya
Muluk, Pipit dan Samsul memutuskan untuk berhenti membina para copet itu.
Banyak nilai yang terkandung dalam
film ini, mulai dari nilai sosial, moral, dan budaya. Nilai sosial masyarakat
yang sebagian besar masih menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Nilai
moral bangsa yang sekarang mulai bersikap biasa oleh adanya para penjahat
besar seperti para koruptor dan bersikap
sangat membenci para pencopet dan menganggap mereka penjahat besar. Masyarakat
yang mulai membudayakan money politik untuk kepentingan pribadi. Dan masih
banyak lagi pesan-pesan yang terkandung dalam film ini. Dalam film ini, pemirsa
juga diajak untuk menyadari lagi bahwa sebenarnya Fakir Miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara (UUD 1945, pasal 34 ayat 1), yang faktanya,
sampai saat ini mereka masih belum diayomi oleh negara. Hanya tindakan-tindakan
diplomasi tanpa memberi solusi.
Tetapi,
sedikit kekurangan yang ada di film ini
yaitu, pada plot akhir, ketika adegan, anak-anak yang berdagang asongan dikejar
petugas dan Muluk mencoba menghalanginya, akhirnya Muluk yang ditangkap
petugas. Ini adalah plot yang dirasa kurang jelas, kemudian selanjutnya apa?
Itulah yang ditanyakan pemirsa. Sehingga hal ini membuat pemirsa menyayangkan
akhir cerita dari film ini.
Cara penyajian yang apik, diiringi
alur yang runtut dan jelas, serta ditunjang dengan musik yang menggugah,
merupakan kombinasi yang baik dan segar untuk pemirsa. Meskipun ada sedikit
kekurangjelasan pada bagian akhir dari cerita, hal ini bukan masalah besar,
karena pada intinya, pesan-pesan yang ingin disampaikan sudah diterima dengan
baik pada setiap alur film. Oleh sebab itu, film ini bagus untuk dilihat selain
syarat akan nilai, dengan melihat film ini yang terpenting adalah pesan-pesan
yang disampaikan, sehingga mulai saat ini pemirsa mulai sadar dan mulai
tergerak hatinya bahwa diluar sana masih banyak hal-hal yang menjadi PR kita
semua. Mencerdaskan anak bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar