Dari katanya saja, Melankolis bisa disimpulkan bahwa arti
atau maksudnya adalah sedih. Itu sih memang menurut penafsiran orang
kebanyakan. Tapi mungkin kita lebih familiar dengan kata melow dan galau.
Memang, orang yang memiliki karakter Melankolis dikenal sebagai karakter yang
selalu melow dan galau. Benarkah begitu??? Ah tidak juga.
Melankolis berasal dari kata melanchole (bahasa Yunani) yang
berarti empedu hitam. Dalam dunia psikologi, memang ada empat watak atau
karakter manusia, yaitu Sanguinis, Koleris, Melankolis dan Plegmatis.
Kebanyakan orang menyimpulkan orang Melankolis itu “Cemen” karena
sifat mereka yang sering melow. Padahal orang Melankolis itu orang yang luar
biasa. Si sempurna, itulah julukan untuk orang-orang yang memilik karakter ini.
Julukan ini diberikan untuk mereka karena para Melankolis selalu menginginkan
segala hal berjalan dengan baik. Selain itu, para Melankolis juga seorang
pengamat dan pendengar yang baik. Walaupun mereka cenderung pendiam, tapi bukan
berarti mereka acuh akan sekitarnya. Mereka dapat menganalisa hal-hal
disekelilingnya.
Sebagai seorang pengamat, mereka menyimpulkan segala hal
yang mereka lihat, dengar dan rasakan sesuai definisi. Itulah istilahnya,
“definisi”, langkah hati-hati yang selalu mereka lakukan. Walaupun mereka
teliti dalam mengamati, mendengar dan menganalisa, terkadang sifat kehati-hatian
mereka tersebut membuat mereka menjadi lambat dalam bertindak dan mengambil
keputusan. Karena mereka membutuhkan waktu lebih lama dalam berfikir. Yah,
walaupun tujuan mereka baik, yaitu untuk yang terbaik dan mencapai
kesempurnaan.
Para Melankolis juga seorang pemerhati yang baik. Jika
orang-orang disekitar kalian ada yang sangat perhatian, kemungkina besar orang
tersebut memiliki watak Melankolis. Para Melankolis biasa perhatian pada
orang-orang disekitarnya, seperti keluarga,sahabat, teman dan kekasih. Namun
terkadang perhatiannya suka disalahtafsirkan oleh orang lain (terutama jika si
Melankolis dan orang tersebut berbeda jenis kelamin). Seolah ada udang di balik
batu J. Jadi janganlah terkejut dengan orang yang suka perhatian. Para
Melankolis melakukan hal ini semata-mata karena dirinya memang harus
melakukannya karena ikatan di antara dirinya dengan orang tersebut. Entah
sebagai anggota keluarga, sahabat, teman ataupun pacar.
Melankolis juga seorang pencinta keindahan. Maka dari itu,
mereka akrab dengan seni dan otak kanan mereka lebih mendominasi dari otak kiri
mereka. Namun bukan berarti para seniman pasti memiliki karakter Melankolis dan
para ilmuwan tidak berkarakter Melankolis.
Salah satu seni yang kebanyakan Melankolis geluti adalah
sastra atau dunia tulisan. Sangat mudah untuk mengetahui karya para Melankolis.
Karena tulisan mereka begitu menyentuh dan terkesan pesimis. Itu karena isi
tulisan mereka lebih menekankan pada perasaan. Para Melankolis mampu
mendeskripsikan ide mereka dengan sangat baik melalui tulisan karena mereka
memiliki kepekaan yang tinggi dan erat hubungannya dengan perasaan. Mereka
dapat mendeskripsikan dengan baik sebuah perasaan hingga si pembaca dapat
terhanyut dalam tulisannya.
Namun dengan kepekaanya, Melankolis dapat menjadi pribadi
yang berbahaya. Untuk tingkat rendah, mereka dapat dikategorikan sebagai orang
yang tidak suka disebut salah. Itu karena mereka selalu hati-hati dalam
berencana dan bertindak. Jadi, jika mereka divonis bersalah, mereka sangat
tidak suka. Dan untuk kategori yang besar, mereka adalah pendendam sejati.
Sifat mereka yang peka ini mendorong kuatnya fikiran jangka panjang mereka,
sehingga jika ada hal yang tak menyenangkan menusuk perasaanya secara
berkelanjutan, mereka akan sangat marah dan terus menimbun perasaan marah ini
hingga menjadi dendam. Untuk menghapus perasaan dendam ini, mereka butuh waktu
yang sangat lama hingga bertahun-tahun.
Kembali pada julukan “cemen”, julukan ini diberikan mungkin
karena para Melankolis cenderung pesimis dan sering merasa tertekan. Dua sifat
tersebut, pesimis dan tertekan, memang fakta dari karakter ini dan juga menjadi
sisi kekurangan karakter “Sempurna” ini. Namun ada alasan mereka tetap bergelut
dalam sifat ini, yaitu mereka butuh kekuatan. Walaupun mereka “sempurna”,
mereka tak berpendapat bahwa diri mereka bisa menaklukkan apa saja. Mereka
butuh motivator dan sandaran yang mampu mendongkrak kekuatan mereka. Dan
berbicara tentang kekuatan besar, tentu ini mengacu kepada Yang Maha Tinggi.
Benar, Tuhanlah tempat ketergantungan mereka. Dengan sugesti mereka yang selalu
menginginkan ekuatan besar sebagai penopang, ini membuat kebanyakan Melankolis
dekat dengan Tuhan (religius).
Dalam muamalah, Melankolis cenderung dekat dan nyaman dengan
para Plegmatis. Ini dikarenakan sifat kedua karakter ini tak jauh berbeda.
Plegmatis yang memiliki julukan “Juru Damai” ini memang senang berada di
belakang layar, dengan kata lain mereka orang yang kalem bahkan cenderung
pendiam. Selain itu sifat mereka yang optimis dan “Speak Up” mampu mengubur
sifat pesimis dari para Melankolis. Maka tak heran bila para Melankolis lebih
menunjuk para Plegmatis untuk menjadi orang terdekatnya, baik itu sebagai
sahabat ataupun teman hatinya.
Walaupun mereka merasa nyaman berada dekat para Plegmatis,
ini bukan berarti mereka menjauh dari Koleris dan Sanguinis. Dua watak ini juga
mempengaruhi hidup mereka dengan penuh warna. Melankolis tetap butuh Sanguinis
dan Koleris dalam kehidupan mereka. Sanguinis sebagai penyeimbang, antara
pendiam (Melankolis) dan cerewet (Sanguinis). Sedangkan Melankolis butuh
Koleris dalam persaingan, antara “Si sempurna” dan “Si ambisius”.
Melankolis memang tak pilih-pilih dalam berteman, namun
Melankolis sangat selektif dalam sharing. Dan tak diragukan, jika Melankolis
akan cepat merasa nyaman dengan Plegmatis dan tak segan untuk “membuka diri”
dengan mereka. [http://www.apasih.com/2012/05/yuk-kenali-karakter-melankolis.html]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar