Hehehhehe, mengutip
kalimat yang pernah dan bahkan sering aku dengar...
Ini ceritaku... mana
ceritamu.... ?
.
.
.
seribu langkah kaki kecilku...
berlari lurus ke arah dekap hangatmu...
seakan tak sabar ku menunggu...
seuntai mimpi indah hadir di hidupmu...
senyummu menguatkan setiap langkah-langkahku...
berlari lurus ke arah dekap hangatmu...
seakan tak sabar ku menunggu...
seuntai mimpi indah hadir di hidupmu...
senyummu menguatkan setiap langkah-langkahku...
ya, begitulah lirik-lirik lagu yang dipopulerkan
oleh Tia AFI... mengharukan,... tapi memang begitulah perjalanan di sekitar
kita,,, tak terkecuali langkahku di ITS EXPO.
Entah tanggal berapa, hari apa, jam berapa, aku tak mengingatnya dengan
jelas. Yang pasti saat itu mentari sudah tergantikan bulan.
Tak sebegitu mengingat dngan detail siapa dan apa yang berhubungan
denganku kala itu. Yang pasti kuingat ada 3 kakak yang men-screening-ku. Dan
yang paling kuingat adalah mas Tebo. karena beliaulah yang paling unik. Heheheh
Sebenarnya kalau boleh jujur,... dulu itu aku
dipaksa untuk ikut oprec oleh seseorang. Namun paksaan itu berubah menjadi
amanah ketika aku selesai mengirimkan berkas-berkas persyaratannya. Karena
amanah itu harus dijaga. Amanah bukan hanya bertanggung jawab pada diri
sendiri, kepada orang lain, namun tanggung jawab terbesar adalah kepada Allah
SWT. jadi ketika aku mendapat kesempatan untuk lolos dan mendapat amanah di
salah satu sie. Maka akan aku usahakan untuk memberikan kontribusiku secara
totalitas dan loyalitas. Ya, walaupun pada kenyataannya, aku belumlah sempurna
menjalankannya.
Awalnya, aku mendapat amanah di sie acara
talkshow budaya. Sudah jlan beberapa pertemuan. Sudah dibagi jobdesknya.
Ehhhhh,... tiba-tiba, suatu sore mendapat sms dari koor-ku dan Mas Sengky...
bahwa nama ini-ini-ini dari talkshow budaya dimohon untuk membantu acara Cosplay.
Dan salah satunya adalah aku. Awalnya sempet ngganjel di hati. sempet protes
juga. Tapi kata Mas Sengky, dalam sebuah kepanitian hal seperti itu sudah
biasa. So, it’s okey. Aku berusaha profesional dan tetap menjaga loyalitas dan
totalitasku.
Seiring berputarnya sang waktu, aku mulai membaur
dengan teman-teman cosplay. Seintensif kita berkumpul untuk rapat ini-itu
tentang cosplay, seintensif pula kita saling mengenal dan memahami satu sama
lain. Meskipun aku terbilang jarang ngumpul, karena aturan yang sedikit
memenjarakanku. Namun sebenarnya aturan itu adalah kebutuhanku. Dan aturan itu
pula telah melindungiku. Meski kesannya terpenjara, namun hatiku tak pernah
terpenjara. Aku bisa mengikuti apa yang menjadi inginku dan memberikan
kontribusi pada KM ITS sesuai amanah dan kemampuanku.
Mendekati hari H, aku, Bima, Adel, Zam, Husna,
Shu, dan mbak Hefdy disibukkan dengan berbagai hal terkait persiapan kompetisi
cosplay. Kami saling bahu membahu untuk menyelesaikan apa yang kurang. Kami
juga membantu sie acara lain yang membutuhkan. Intinya di ITS EXPO ini, kita
saling memahami dan memotivasi.
Tak terasa masa yang terus berjalan sesuai
kehendakNya telah mengantarkan kita di pembukaan ITS EXPO. Ada cerita lucu,
menjengkelkan, sekaligus memalukan saat aku ikut nggowes. Niatnya kita nggowes
bareng ITS EXPO. Dan memang setiap sie acara harus ada perwakilan untuk nggowes
dan untuk rapat. Sesuai keinginan dan kesepakatan, aku ikut nggowes. Aku
berangkat sama Anggit dari sie wahana-pendopo. Kemudian bertemu teman-teman
jurusanku yang niatnya ikut nggowes-nya ITS EXPO juga di pertigaan biologi.
Dengan semangat ’45, kami menggayuh sepeda kami mnuju graha. Namun tidak sampai
graha, kami mendapati pe-nggowes yang sudah memenuhi bundaran ITS melaju ke
arah RCTI. Dan tanpa berpikir serius, kami ikuti saja rombongan tersebut.
Pikir kami lepas, melalang buana seiring kayuhan
pedal sepeda ontel kami. Kami hanya memikirkan satu al yaitu bersenang-senang.
Tapi kemudian aku merasa aneh ketika kami melewati para penunjuk jalan yang
mengibarkan bendera di rute perjalanan kami. Hati kecilku bertanya “ kok nggak
ada yang pake identitas ITS ya? Ini sebenarnya rombongan siapa? Ah, ikuti
saja....”
Semakin bertambah detik dan menit di jamtanganku,
semakin meninggi mentari yang beredar mengiringiku, dan tentunya semakin jauh.
Aku mencoba mengingat-ingat sesuatu. Astaghfirullah, perasaan rutenya nggak
kesini. Apa karena aku nggak tahu tempat-tempatnya. Huftttt, sekali lagi aku
mengelak dari kekuatiranku, dan berkata dalam hati “ikuti saja...”
Semakin jauh.... dan semakin jauh lagi....
“Preeeeeeeeeeeettttttttttt.....” suara peluit polisi di perempatan
menuju UBAYA itu mengehentikan roda sepedaku.
Aku ditanya sama bapaknya, “Rombongan mana dek?”
Dengan santai aku menjawab... “ITS pak...”
“Lho,... ini rombongan UBAYA lho dek...., adek salah rombongan...”
“Haaaaaaaaaaaaaa..”, sontak aku terkaget dan ingin tertawa.
Akhirnya kami berempat kembali ke Graha dengan
meraba-raba jalur pulang menuju ITS. Segala bentuk ungkapan kekecewaan hampir
kami gerutukan di sepanjang perjalanan. Kami saling menertawakan kebodohan kami
hingga tak terasa sudah menyentuh portal asrama.
Besar harapan kami ketika sampai di Graha, sudah ada stan-stan penjual
makanan atau minuman.
Tetapi, ternyata, belum satupun yang menjajakan.
Hanya stan-stan hampa yang berjejer rapi. Setelah meng-GJ-ria di dekat
parkiran. Setapak demi setapak kami melangkah ke belakang Graha. Kami mendapati
para panitia sedang mempersiapkan berbagai hal untuk acara outdoor. Ada yang
angkat-angkat, ada yang bersih-bersih, ada yang masih ngecat, ada yang
masang-masang, ada yang nali-nali, ada yang wira-wiri, dan ada yang ribet
sendiri. Pokoknya ibarat kapal pecah, namun pecahnya indah.
Selama kompetisi cosplay belum terlaksana, kami
memang disubukkan dengan bantu sana-sini. Tapi yang special dari cosplay, ada
stan photobox yang menyediakan pakaian adat Jawa dan aksesorisnya. Kami
mengundang fotografer handal dari ukm fotografi. Jeng,, jeng,,, jeng,,... siapa
mereka? Mereka adalah Putri, Hamim, dan Ilham. Selama 5 hari kami bersama-sama
melayani pengunjung yang serba gila. Gila di foto maksudnya.. hehhehehe,.. ada
yang bagian operator, duduk santai di depan laptop. Ada yang bagian kasir,
jelaslah yang ngurusi pembayaran dan kembalian. Ada yang bagian perlengkapan,
tugasnya membantu para model memakai baju dan aksesoris, juga yang menata
kembali perlengkapannya supaya terlihat rapi nan indah. Ada juga yang bagian
operator lapangan, mengarahkan pengunjung untuk datang dan mencicipi photobox
kami. Ya, istilahnya yang bengok-bengok promosi begitu. Dan yang bikin tambah
seru, nggak hanya pengunjungnya yang antri berpose di karpet putih bersinar,
meskipun sebenarnya karpet itu hanyalah bekas banner. (red: cek melas’e rek, rek... bekas banner jare... hehhehehheeh!!!!)
Dari photobox itu, kami menghasilkan keuntungan
yang lumayan, lhoooo....^,^
Saat hari H nya cosplay, hampir dari semua kami mengambil jatah bolos
kuliah. Tapi aku ijin kok. Kan sebagai mahasiswa yang paham bagaimana ia
bersikap, harus selalu sopan ketika ada dan tiada. Ya, istilahnya sih begitu
menurutku. Kalau ada yang nggak sepakat, boleh komen dah....^,^
Kala itu benar-benar rempong. Aku sempat
dikatakan nggak pantas jadi sales ketika meemui salah satu dewan juri. Aku juga
harus menunggu teman-teman datang, sendirian di Graha. sungguh, betapa
krik-kriknya hatiku. Mondar-mandir nggak jelas. Keluar masuk Graha
berkali-kali. Saking malunya karena wira-wiri sendiri tanpa kejelasan. Akhirnya
aku beli es krim dan semedi di tangga menuju lantai dua graha. itu pun masih
krik-krik. Makan es krim pun tak jua mengembalikan mood ku.
Setelah hampir dua jam menunggu, mereka baru
berbondong-bondong datang.ingin marah, tapi tertahan. Lagi pula aku tak bisa.
tak ada gunanya juga. lebih baik bersama-sama mengerjakan dan mempersiapkan
acara. Meskipun rempong, dan sempat ada miss dengan pagelaran seni.
Alhamdulillah, acara kami, javanese
cosplay competition, sore itu, 25/04 2012, berjalan lancar dan sesuai
sasaran.
Ya, itu cerita perjalananku di cosplay.....
Harapanku, semoga tahun depan cosplay tetap ada. ITS EXPO semakin
amazing, semakin berwarna, dan semakin banyak dana yang mensponsori.
Ihihihihihihihi ^,^
Untuk semua elemen ITS EXPO....
Terimakasih sudah menjadi sahabat-sahabat baruku, terimakasih atas
kerjasamanya.
Yakinlah setiap tetes keringat yang keluar, setiap tetes darah yang
berdesir, setiap nafas yang terengah, setiap detak jantuk yang berdegub, setiap
peluh dan air mata yang mengalir,.... Allah SWT. telah mencatatnya sebagai amal
kita.
Dan ketika mereka bertanya padamu tentang semangat,
jawablah bahwa bara itu masih tersumat dalam dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam
dalam dirimu! Bahwa matahari itu masih terbit dari hatimu! Bahwa letupan itu
siap meledak dalam duniamu! Katakan itu pada mereka, orang-orang yang ragu akan
kemampuanmu. Karena mimpimu saat ini adalah kenyataan untuk esok. ( Hasan
Al-Banna )”.
*salam
seni, ilmu, dan budaya^,^
(
Hidup ini adalah untuk berbuat sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima
sebanyak-banyaknya.
As
simple as you want- Riskha Tri Oktaviani )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar