( Sebuah Renungan Untuk Kita )
(By
: Len SM)
Assllamualaikum Muslim,Saudaraku tercinta …
Apa kabarmu ? Semoga Allah senantiasa merahmatimu
kutulis surat ini kepadamu karena kerinduanku yang
memuncak
Kerinduanku akan masa kejayaan kita dulu
Bersama Rasulullah dan para sahabat, kita bersatu demi
tegaknya kalimat
Laa Illahaillallah…
Assallamua’laikum Muslim, Saudaraku Tercinta…
Lama kita terpisah, apakah azzam dan ruhul jihad masih
terpatri di dada kita ?
Muslim saudaraku…
Ingatkah kau saat kita dan para sahabat berkumpul
bersama Rasullulah ?
Ingatkah kau, apa yang dikhawatirkan beliau akan kita
di masa depan ?
Semua masih jelas dalam benakku, saat beliau
mengga,mbarkan bagaiman keadaan kita di masa depan.
Muslim saudaraku…
Kita bagaikan makanan dalam sebuah nampan yang
diperebutkan oleh banyak orang !
Bukan ! Bukan karena kita orang-orang minoritas !
Kita bahkan termasuk golongan masyarakat mayoritas !
Tapi sayang saudaraku… Kita tanpa bobot ! Persis
seperti buih di lautan…
Muslim saudaraku tercinta…
Tidakkah kau perhatikan apa yang dikhawatirkan kekasih
Allah itu terjadi pada diri kita saat ini ?
Lihatlah di negeri ini, populasi kita adalah yang
terbanyak
Tapi.. tataplah diri kita sekarang…
Begitu banyak jiwa yang terserang virus Al-Wahan..
Bahkan Kabilah-Kabilah yang diserahi amanah, telah
berkhianat pada kita
Kita hanya dijadikan tunggangan bagi mereka ! demi
tercapainya nafsu duniawi mereka !
Tahukah kau ?! Mengapa ini terjadi ?!
Ya! Karena jumlah kita banyak! Namun sayang tanpa
bobot!
Persis seperti buih di lautan, dan makananan di dalam
nampan!
Muslim Saudaraku….
Ingatkah kau saat Rasullullah SAW berkata pada kita
Bahwa sesama muslim adalah bersaudara.
Kita adalah satu tubuh
Begitu indah ukhuwah Islamiyah
Tapi… Lihat diri kita saudaraku !
Kita terpisah ! Tercerai berai! Berjalan tanpa arah
yang jelas!
Bukan membentuk tali ukhuwah yang kuat…
Tapi kita membuat sekat yang tinggi diantara kita
Masing-masing kita merasa paling benar!
Hanya karena perbedaan dalil yang kita pegang…
Perbedaan yang seharusnya menjadi rahmat bagi kita
semua…
Tapi kita menjadikannya sebuah ganjalan dalam simpul
ukhuwah kita…
Jangan! Jangan Tutup matamu wahai saudaraku!
Tolong! Jangan tutup telingamu, saudaraku Muslim!
Kita tidak bisa menafikkannya! Inilah yang terjadi
pada kita!
Kita tampak kuat di luar, tapi sesungguhnya kita rapuh
Bagai kayu yang digerogoti rayap.
Muslim saudaraku…
Tahukah kau ?! Saat kita meributkan perbedaan dalil
yang kita pegang
Musuh kita telah menyusun kekuatan!
Mereka telah membuat rencana 25 tahun ke depan untuk
menyerang kita!
Sementara kita saudaraku… Kita masih berdebat akan hal
yang sama!
Dan tanpa kita sadar generasi penerus kita telah
teracuni
Tidak ! saudaraku.. kumohon jangan tutup mata dan
telingamu!
Inilah yang sedang terjadi pada kita…
Assallamuallaikum Muslim, saudaraku tercinta…
Sadarkah kau ? Kita bagai biji catur yang berjalan di
atas bidak
Yang dimainkan oleh musuh-musuh kita…
Tidak masalah hitam atau putih yang kalah! Karena
merekalah yang mengendalikan permainan.
Saudaraku.. apakah kita akan terus begini ?!
Muslim saudaraku…
Kita pernah mengalami masa gemilang…
Tapi apakah itu hanya akan menjadi kenangan saja ?
Tidakkah kau ingin masa-masa itu terulang kembali ?
Tidak inginkah kau syariat Islam kembali berdiri di
bumi ini ?
Muslim saudaraku…
Aku merindukan masa-masa itu
Langkah kita saat inilah yang akan menentukan masa
depan kita
Muslim saudaraku…
Jika kau merasakan hal yang sama
Aku menantimu di sini, di jalan ini
Jalan Rahmatan lil ‘alamin….
Wassalamu’alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar